Inikah Sisa-Sisa Supernova Tertua yang Pernah Disaksikan Manusia?
ANTARIKSA -- Sebuah foto mengungkap sisa-sisa supernova pertama yang pernah direkam oleh manusia. Supernova itu muncul di langit lebih dari 1.800 tahun yang lalu.
Kini, foto itu seakan "bangkit dari kuburan kosmik" melalui gambar baru nan menakjubkan yang dipublikasikan oleh NOIRLab National Science Foundation.
Gambar supernova baru diambil dengan Kamera Energi Gelap yang dipasang teleskop NOIRLab di Chile.
Dilansir dari Live Science, Kamis (9/3/2022), National Science Foundation memperbesar potongan-potongan foto SN 185 yang 'terkoyak'. Peristiwa itu merupakan supernova pertama yang pernah tercatat di langit Bumi.
Foto tersebut mengungkap awan gas hantu. Objek itu berwarna merah darah dan berputar-putar di sekitar pusat massa yang tak terlihat.
Awan gas hantu dianggap sebagai potongan terakhir dari sebuah bintang yang meledak begitu terang dan dahsyat. Konon, ledakan itu terlihat di langit malam Bumi selama hampir satu tahun pada tahun 185 Masehi.
Para astronom China yang menyaksikan peristiwa ledakan itu menjulukinya sebagai "bintang tamu". Sebab, ledakan itu muncul tiba-tiba di tempat yang sebelumnya tidak ada bintang yang terlihat dan kemudian perlahan menghilang kembali ke latar belakang kosmik.
Sisa supernova bernama SN 185 terletak sekitar 8.000 tahun cahaya dari Bumi di dekat konstelasi Circinus dan Centaurus. Awalnya, para peneliti memperkirakan sisa-sisa supernova berusia sekitar 10.000 tahun.
Angka ini didapatkan berdasarkan seberapa jauh sisa-sisa gas melakukan perjalanan dari kemungkinan lokasi bintang mati itu. Namun, sekarang, para astronom memiliki penjelasan lain: Bintang itu meledak jauh lebih baru (sekitar 1.800 tahun yang lalu, sesuai dengan catatan sejarah). Kekuatannya jauh lebih besar daripada supernova pada umumnya.
Untuk diketahui, jenis supernova yang paling umum, yang dikenal sebagai supernova Tipe II atau keruntuhan inti. Peritiwa ini terjadi ketika sebuah bintang masif kehabisan bahan bakar nuklir dan runtuh dengan sendirinya.
Bintang masif berukuran setidaknya delapan kali massa matahari. Bintang itu dengan keras mengeluarkan lapisan gas terluarnya dalam sebuah ledakan besar, meninggalkan kembang api warna-warni dari gas yang diiradiasi yang dapat meregang ke ruang angkasa sejauh triliunan mil.
Namun, ada jenis ledakan yang lebih jarang dan lebih kuat. Ledakan ini disebut supernova Tipe Ia.
Ledakan ini terjadi ketika sebuah bintang besar berbagi orbit biner yang dekat dengan katai putih. Dalam kasus ini, katai putih menyedot gas dari pendampingnya yang lebih besar sampai inti bintang mati itu terkompresi menjadi massa kritis, memicu reaksi nuklir yang tak terkendali.
Ledakan ini adalah supernova paling terang di luar angkasa. Menurut NOIRLab, ledakan tipe ini berkembang jauh lebih cepat daripada ledakan Tipe II.
Gambar ini semakin menegaskan masa lalu eksplosif SN 185 sebagai supernova Tipe Ia dan dapat mengarahkan para peneliti ke petunjuk lebih lanjut tentang asal mula ledakan kuno tersebut.