Home > Sains

Penyebab Pergeseran Lempeng Tektonik Ditemukan, Ada Lapisan Cair di Mantel Bumi

Lapisan sekitar 150 kilometer di bawah mantel padat ditemukan meleleh.
Skema lapisan dalam bumi yang panas. Penelitian baru menemukan bahwa lapisan paling atas dari kerak sebagian meleleh. Gambar: Shutterstock
Skema lapisan dalam bumi yang panas. Penelitian baru menemukan bahwa lapisan paling atas dari kerak sebagian meleleh. Gambar: Shutterstock

ANTARIKSA -- Sebagian besar mantel bumi bersifat panas dan padat, dengan bebatuan yang berubah bentuk secara perlahan. Tetapi penelitian baru menemukan bahwa sekitar 93 mil atau 150 kilometer di bawah permukaan bumi, terdapat lapisan batuan cair.

"Menemukan lapisan lengket ini akan membantu para peneliti lebih memahami bagaimana lempeng tektonik mengambang di atas lapisan mantel ini," kata peneliti utama, Junlin Hua kepada Live Science, Jumat, 10 Februari 2023. Hua saat ini adalah peneliti postdoctoral di bidang geosains di University of Texas di Austin.

Batuan yang meleleh berada di astenosfer, yaitu lapisan atas mantel yang terletak antara 50 mil (80 km) dan 124 mil (200 km) di bawah permukaan bumi. Satu-satunya cara untuk mengintip lapisan mantel ini dengan menggunakan gelombang seismik dari gempa bumi.

Para peneliti dapat mendeteksi gelombang di stasiun seismik yang didirikan di seluruh dunia, mencari perubahan halus dalam bentuk gelombang yang menunjukkan jenis material apa yang dilalui gelombang tersebut. "Sebelumnya, para peneliti mengetahui dari jenis studi ini bahwa beberapa bagian astenosfer lebih panas dari yang lainnya," kata Hua. Menurut dia, area lelehan yang tidak merata telah terdeteksi, tetapi masih sedikit yang diketahui tentang seberapa dalam dan luasnya pencairan itu.

Untuk mengetahuinya, Hua dan rekannya mengumpulkan data dari ribuan gelombang seismik yang terdeteksi di 716 stasiun di seluruh dunia. Mereka menemukan, alih-alih menahan area kecil pencairan, astenosfer tampaknya mengandung lapisan yang meleleh dan meluas ke seluruh bola dunia, setidaknya 44 persen dari planet ini.

Baca: Mengerikan, Gempa Turki Membuat Retakan Besar Sepanjang 300 Km

Anehnya, lapisan yang meleleh ini tampak tidak mempengaruhi pergerakan lempeng tektonik. Para peneliti menemukan, area lelehan tidak mempengaruhi viskositas mantel, atau kecenderungan untuk mengalir. Batuan cair itu tidak lebih mudah dideformasi dibanding batuan padat. "Jadi berlawanan dengan intuisi, pencairan itu meskipun ada, tidak akan memengaruhi seberapa mudah lempeng tektonik bergerak di atas astenosfer," kata Hua.

Hasil penelitian itu mengandung informasi berguna untuk membuat model komputer tentang bagaimana lempeng bergerak. Sejauh ini, para peneliti menduga pencairan tersebut tidak bermasalah. "Tapi saya pikir itu mendorong kita untuk melihat pencairan ini sebagai penanda apa yang terjadi di Bumi, dan belum tentu merupakan kontribusi aktif untuk (masalah) apa pun," kata Thorsten Becker, ahli geofisika di UT Austin yang ikut terlibat dalam penelitian.

"Masih banyak yang harus dilakukan untuk memetakan lapisan mantel yang meleleh ini," kata Hua. Para peneliti telah menerbitkan temuan mereka di jurnal Nature Geoscience pada Senin, 6 Februari 2023. Sumber: Live Science

Baca juga:

Gempa Turki Membuat Retakan Besar Sepanjang 300 Km

Mengapa Gempa Turki dan Suriah Begitu Mematikan? Kronologi Lengkap Menurut Ahli

Mengenal HAARP Militer AS yang Dituding Penyebab Gempa Turki

× Image