Home > News

Obervatorium Nasional Timau Segera Beroperasi, Begini Rencana BRIN

Teleskop utama sepanjang 3,8 meter mulai diinstalasi pada Agustus.
Penampakan Observatorium Nasional (Obnas) Timau yang sedang dalam proses pembangunan dan instalasi di Gunung Tamau, Kupang. Gambar: Dinas Parekraf NTT
Penampakan Observatorium Nasional (Obnas) Timau yang sedang dalam proses pembangunan dan instalasi di Gunung Tamau, Kupang. Gambar: Dinas Parekraf NTT

ANTARIKSA -- Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah menyelesaikan pembangunan Observatorium Nasional (Obnas) Timau, sebuah fasilitas pengamatan antariksa di lereng Gunung Timau, Kupang, Nusa Tenggara Timur. Kondisi Iklim Pulau Timor memberi kesempatan bagi astronom melakukan pengamatan setiap malam selama lebih dari setengah tahun.

"Masterplan Obnas Timau mencakup pengadaan sejumlah fasilitas pengamatan astronomi multi panjang gelombang dan pengamatan cuaca antariksa. Fasilitas utama adalah teleskop 3,8 meter untuk riset astronomi dan beberapa teleskop kecil untuk pengamatan matahari dan pengamatan objek langit lainnya," ungkap peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN, Rhorom Priyatikanto pada Selasa, 11 Juli, seperti dikutip dari lama resmi BRIN.

Pembangunan Obnas masih dalam tahap penyelesaian. Berdasarkan target BRIN, teleskop 3,8 meter itu mulai diinstalasi pada Agustus. Selanjutnya, proses penyesuaian sistem dan pengujian teleskop yang memakan waktu hingga beberapa bulan ke depan.

Rhorom menjelaskan, teleskop optik 3,8 m memiliki desain yang unik dengan bobot yang relatif ringan, yaitu sekitar 20 ton. Teleskop ini memiliki cermin primer, sekunder, dan tersier. Struktur 'laba-laba' menopang cermin sekunder di bagian atas teleskop.

Cermin primer berbentuk hiperbola yang terdiri atas 18 segmen serupa kelopak bunga. Cermin sekunder berbentuk hiperbola berdiameter 1 meter yang dapat bergerak hingga 5 derajat. Cermin tersier untuk mengarahkan cahaya ke titik fokus pada kamera di samping teleskop.

"Sistem optik aktif pada struktur dasar penopang cermin primer berbentuk cincin. Teleskop di pasang di atas dudukan beton. Teleskop ini dilengkapi instrumen perekam, yaitu kamera fotometri 3OPTIKA dan NIRK," kata Rhorom.

Salah satu instrumen pada teleskop yang dinamakan 3OPTIKA adalah 3-bands imaging camera. Teleskop ini dapat digunakan untuk mengamati obyek seperti benda kecil di tata surya, bintang, gugus bintang, extrasolar planet, galaksi, dan lainnya.

Rencananya, pada triwulan keempat 2023 teleskop itu melakukan first light, yaitu mulai diarahkan ke bintang. Tahun 2024 akan dilakukan evaluasi persiapan penerimaan proposal pengamatan, baik dari internal maupun eksternal BRIN.

"Peluang riset fotometri bisa dilakukan pada Obnas ini. Skema keterlibatan dari mitra bisa berupa visiting researcher, degree by research, master by research, post-doctoral fellow, atau kolaborasi riset berbasis pembiayaan eksternal," kata Rhorom.

Kepala Pusat Riset Antariksa, Emanuel Sungging menyampaikan, salah satu upaya antisipasi gangguan polusi cahaya saat pengamatan adalah menjadikan wilayah di sekitar Obnas menjadi Taman Langit Gelap (Dark Sky Park). "Langit gelap perlu dilestarikan dengan didukung masyarakat yang turut menjaganya melalui wisata astronomi di Taman Langit Gelap. Pengaturan penggunaan lampu luar di sekitar Obnas dikoordinasikan dengan pemerintah daerah dan pemerintah pusat berupa peraturan perundang-undangan," tuturnya.

Untuk strategi pencegahan polusi cahaya perlu juga kolaborasi riset dengan bidang-bidang non-eksak untuk bisa mendorong adanya payung regulasi hukum yang bisa melindungi wilayah sekitar Obnas. "Tidak hanya untuk bidang astronomi yang terkait teknis, tetapi dengan bidang lain misalnya hukum dan sosial untuk berdiskusi bersama. Harapan kami wilayah Observatorium Nasional bisa menjadi wisata astronomi ke depannya," kata Emanuel.

Emanuel menambahkan, kolaborasi sudah bisa digarap dengan instansi eksternal. Ide-ide bisa disampaikan kepada Pusat Riset Antariksa dengan riset dasar fotometri dan astrometri. "Semangat berkolaborasi untuk riset dan inovasi," kata dia.

× Image