Home > Sains

Berapa Banyak Planet yang Ada di Alam Semesta?

Ilmuwan baru menemukan sebagian kecil dari planet yang menurut para astronom terletak di tempat lain di alam semesta.
Saat ini, terdapat 5.502 planet yang diketahui di luar tata surya. Gambar: NASA/JPL-Caltech/T.Pyle (SSC)
Saat ini, terdapat 5.502 planet yang diketahui di luar tata surya. Gambar: NASA/JPL-Caltech/T.Pyle (SSC)

ANTARIKSA -- Ruang angkasa sangatlah besar. Galaksi kita sendiri, Bima Sakti memiliki sekitar 100 miliar bintang, dan mungkin terdapat triliunan galaksi di alam semesta. Dengan angka sebesar itu, tahukah Anda berapa banyak planet yang ada di luar sana?

Para astronom telah menemukan 5.502 planet di sekitar bintang lain (exoplanet) di Bima Sakti. Sementara di tata surya kita ada delapan planet (tanpa Pluto), dan itu memberi kita total 5.510 planet yang diketahui di galaksi kita. Menghitung planet adalah tugas yang sulit, dan para astronom yakin masih banyak planet lain yang belum kita temukan.

“Meskipun saat ini kita hanya mengetahui sekitar 5.000 planet, kita dapat memperkirakan bahwa ada sekitar satu planet untuk setiap bintang. Galaksi kita memiliki 100 miliar bintang, dan kemungkinan besar terdapat planet sebanyak itu. Kami tidak dapat memberikan jumlah pastinya,” kata Mark Popinchalk, astronom di American Museum of Natural History di New York City kepada Live Science, Jumat, 8 September 2023.

Popinchalk menggambarkan, penentuan jumlah total planet ekstrasurya seperti mencoba mencari tahu berapa banyak orang yang tinggal di kota Anda tanpa pencarian di internet. Untuk mengetahui jumlah pastinya, Anda dapat mencoba menemui orang satu per satu dan menghitungnya, tetapi ini sama sekali tidak praktis. Jauh lebih mudah mendapatkan perkiraan menggunakan data seperti jumlah orang yang tinggal di satu rumah, dan jumlah rumah di kota itu.

Para astronom memperkirakan setiap bintang memiliki sekitar satu planet berdasarkan pengamatan. Untuk mengetahui seperti apa rumah tangga bintang pada umumnya, para astronom mengamati tetangga kita. Para ilmuwan telah menggunakan beberapa teknik berbeda untuk mencari exoplanet, termasuk metode transit yang digunakan oleh teleskop luar angkasa Kepler dan metode kecepatan radial yang menghasilkan penemuan 51 Pegasi b yang memenangkan Hadiah Nobel.

Dengan transit dan kecepatan radial, para astronom melihat ke arah bintang, bukan ke planet, untuk mencari tanda-tanda kecil keberadaan planet. Penurunan jumlah cahaya pada bintang terjadi ketika sebuah planet mengorbit di depannya atau posisi bintangnya bergoyang karena tarikan gravitasi sebuah planet.

Namun, semua planet yang ditemukan sejauh ini berada di dalam Bima Sakti; belum ada seorang pun yang secara pasti menemukan planet di luar galaksi kita atau disebut planet ekstrasurya. Sebab, jaraknya sangat jauh dan sulit dilihat. Namun, salah satu teknik yang disebut pelensaan mikro (microlensing) telah mengungkap beberapa kemungkinan adanya planet ekstrasurya tersebut.

“Di galaksi kita sendiri, planet-planet dengan pelensaan mikro ditemukan ketika bintang induknya secara gravitasi membelokkan cahaya bintang-bintang jauh di belakangnya, dan massa dari planet tersebut menambah sedikit kerlipan pada cahaya lensa,” kata Yoni Brande, astronom di Universitas Kansas. Pelensaan, kata dia, telah lama menjadi bagian dari penelitian galaksi jauh. "Jadi masuk akal jika kita juga bisa melihat sinyal pelensaan planet yang redup di galaksi lain, hanya saja kita belum memastikannya.”

Untuk melanjutkan analogi kota Popinchalk, dengan melihat melampaui Bima Sakti, kita menanyakan berapa banyak orang yang tinggal di semua kota di Bumi. “Jika galaksi kita memiliki sekitar 100 miliar planet, dan ada satu triliun galaksi lain, dan masing-masing galaksi mungkin memiliki jumlah planet yang sama, kita dapat mengalikannya untuk mendapatkan 100 sextillion planet di alam semesta,” kata Popinchalk. Itu adalah angka 1 yang diikuti oleh 23 angka nol; 100.000.000.000.000.000.000.000 planet.

Dengan jumlah planet yang sangat banyak, orang sering berpendapat bahwa pasti ada setidaknya satu planet lain yang memiliki kehidupan di suatu tempat di alam semesta. Namun, para astronom masih belum mengetahui seberapa langka kehidupan, dan kondisi yang diperlukan agar kehidupan itu muncul, sebenarnya.

“Kita harus menunggu setidaknya beberapa dekade hingga generasi berikutnya dari teleskop luar angkasa besar yang berfokus pada planet ekstrasurya (seperti Habitable Worlds Observatory) benar-benar mulai mencari kehidupan di tempat lain di galaksi,” kata Brande. Sumber: Live Science

× Image