Home > Sains

Penundaan Misi NASA ke Venus Membuat Para Ilmuwan Merana

Penundaan misi VERITAS NASA merupakan pukulan besar bagi eksplorasi planet Venus.
Misi VERITAS NASA adalah salah satu dari tiga misi yang diharapkan berangkat ke Venus dalam dekade berikutnya. Kekurangan anggaran membuat NASA menunda misi VERITAS. Gambar: NASA/JPL-Caltech
Misi VERITAS NASA adalah salah satu dari tiga misi yang diharapkan berangkat ke Venus dalam dekade berikutnya. Kekurangan anggaran membuat NASA menunda misi VERITAS. Gambar: NASA/JPL-Caltech

ANTARIKSA -- Tiga misi utama ke Planet Venus telah lama ditunggu. Namun, baru-baru ini NASA telah mengumumkan penundaan salah satu misi terdekatnya ke bintang kejora yang terik. Padahal, Venus yang terang sebagai bintang fajar sekaligus bintang senja jarang dijamah oleh robot peneliti dalam beberapa dekade terakhir.

Para ilmuwan yakin penundaan misi pertama akan memengaruhi dua misi lain untuk menjelajahi planet tetangga kita. Akhir tahun 2022, NASA merevisi misi VERITAS (Venus Emissivity, Radio Science, InSAR, Topografi, dan Spektroskopi), yang semula dijadwalkan terbang pada 2027, menjadi setidaknya pada 2031. Padahal, keberangkatan VERITAS untuk menandai satu dekade pengetahuan tentang Venus.

Proposal anggaran NASA tahun 2024 telah diumumkan pada Maret 2023. NASA menahan pendanaan misi VERITAS hanya 1,5 juta dolar AS per tahun sehingga menempatkan misi itu dalam pembekuan yang parah. NASA memutuskan menggunakan sebagian besar anggaran untuk mendukung operasi rekayasa proyek misi lain yang menghadapi pembengkakan biaya. Sebagian besar pekerjaan untuk misi VERITAS kini terhenti.

Penundaan yang tidak terbatas telah membubarkan sayap teknik misi tersebut, dan para ilmuwan kini mengkhawatirkan dampaknya terhadap dua misi terkait lainnya ke Venus. "VERITAS memiliki sinergi yang luar biasa dengan misi lainnya," kata Stephen Kane, seorang astronom di University of California di Riverside, kepada Space.com.

VERITAS seharusnya menjadi misi pertama kembali ke Venus sejak pesawat antariksa Magellan NASA mengorbitnya hampir 30 tahun lalu. "Pesawat ruang angkasa itu akan menyumbangkan pengukuran dasar yang diperlukan untuk semua jenis ilmu dasar Venus," kata Darby Dyar, wakil penyelidik utama VERITAS kepada Space.com

Beberapa dari pengukuran tersebut, seperti memetakan permukaan Venus setidaknya dengan resolusi tiga kali lebih baik daripada Magellan. Hal itu akan mendukung misi Venus NASA lainnya, DAVINCI (Investigasi Atmosfer Dalam Venus untuk Gas Mulia, Kimia, dan Pencitraan).

Dijadwalkan mencapai Venus pada awal 2030-an, DAVINCI akan menjatuhkan wahana ke awan tebal planet yang akan menuju ke permukaan. Robot misi DAVINCI ini akan menjadi benda bumi kedua yang menyentuh permukaan Venus yang seperti neraka.

Sesuai rencana awal, VERITAS akan sudah tiba di Venus sebelum peluncuran DAVINCI. Jadi, para ilmuwan berharap menggunakan datanya untuk memilih lokasi pendaratan terbaik misi DAVINCI. "Pemetaan permukaan yang disediakan oleh VERITAS akan sangat berguna untuk menyempurnakan penyebaran DAVINCI," kata Kane.

Misi lain yang awalnya dimaksudkan untuk memanfaatkan data VERITAS adalah EnVision, yang dipimpin oleh Badan Antariksa Eropa (ESA). Misi ketiga ini dijadwalkan meluncur pada awal 2030-an untuk mempelajari iklim di Venus. Dengan penundaan, EnVision akan mengunjungi planet Venus pada waktu yang sama dengan kedatangan VERITAS, jika itu pun selamat dari masalah anggaran NASA.

"Hasil ini kurang dari ideal ketika tim EnVision berharap untuk memiliki data VERITAS," kata Paul Byrne, seorang profesor astronomi di Universitas Washington di St Louis, Missouri.

Misi paralel juga mengharuskan instrumen identik atau yang sama dibutuhkan kedua misi perlu dibangun pada waktu yang sama. Misalnya, German Aerospace Center (DLR) sedang membangun Venus Emissivity Mapper (VEM) untuk VERITAS dan VenSpec-M untuk EnVision. Kedua instrumen tersebut dimaksudkan saling melengkapi dalam mensurvei permukaan planet, sehingga DLR awalnya berencana membuat instrumen VERITAS terlebih dahulu, baru kemudian untuk EnVision.

"Tetapi dengan rencana saat ini tim DLR mungkin akan membangun dua salinan rangkaian instrumen secara bersamaan. Itu akan menempatkan mereka di bawah tekanan waktu dan tenaga kerja," kata Byrne.

Para ilmuwan juga khawatir ketika VERITAS dan EnVision di Venus pada waktu yang bersamaan akan membuat hasil yang kurang ideal untuk setidaknya beberapa sains yang diharapkan. Itu termasuk waktu yang lebih pendek dari yang diharapkan untuk mendeteksi gunung berapi Venus.

Misalnya, instrumen pemetaan VEM dan VenSpec-M di kedua misi akan mencari aliran lava aktif di permukaan planet Venus. Pekerjaan itu akan memberikan bukti kuat bahwa planet tersebut masih aktif secara vulkanik. Temuan semacam itu akan menambah data tentang gunung berapi aktif di Venus, yang ditemukan para ilmuwan saat menyaring data berusia 30 tahun yang dikumpulkan oleh pesawat ruang angkasa Magellan NASA.

Penemuan itu dimungkinkan karena dua gambar yang diambil dengan jarak delapan bulan menunjukkan lubang vulkanik tumbuh lebih besar dan juga berubah bentuk. Ilmuwan menduga ada aktivitas vulkanik baru-baru ini. Para ilmuwan berharap menemukan perubahan serupa dengan misi yang akan datang, itulah sebabnya kedatangan VERITAS dan EnVision awalnya terpisah sehingga data mereka saling melengkapi.

"Dengan menunda, kami mengurangi pemisahan antara VERITAS dan EnVision. Ini akan memberikan date line yang lebih singkat untuk pendeteksian," kata Darby.

Ikuti informasi menarik terbaru lainnya di antariksa dengan klik Suscribe.

Tim teknik VERITAS saat ini berhenti bekerja sesuai arahan NASA. Sementara, tim sainsnya masih didukung oleh dana terbatas sebesar 1,5 juta dolar AS per tahun. Mereka terus mempersiapkan misi sambil mencari cara memindahkan tanggal peluncuran yang lebih awal dari tahun 2031. Bagaimana pun, kedua tim tetap sama-sama merana.

Baca Semua Fakta tentang Planet Venus

× Image