Home > News

Venezuela akan Bergabung dengan China-Rusia dalam Proyek Pangkalan di Bulan

Venezuela akan menjadi negara pertama yang bergabung dengan stasiun bulan ILRS.
Wu Yanhua dari DSEL dan Direktur Eksekutif ABAE , Marglad Bencomo memegang model penjelajah Zhurong pada 30 Maret 2023. Gambar: DSEL
Wu Yanhua dari DSEL dan Direktur Eksekutif ABAE , Marglad Bencomo memegang model penjelajah Zhurong pada 30 Maret 2023. Gambar: DSEL

ANTARIKSA -- China telah mengundang Venezuela untuk bergabung dengan proyek stasiun penelitian di bulan. China dan Rusia memang sedang berusaha mendapatkan mitra untuk proyek luar angkasanya tersebut.

Venezuela akan menjadi negara pertama yang bergabung dengan China dan Rusia di International Lunar Research Station (ILRS). Pangkalan itu rencananya dibangun pada awal 2030-an menggunakan peluncuran angkut super berat. Peluncuran yang lebih kecil akan terbang lebih dulu menjelang akhir dekade ini.

Marglad Bencomo, direktur eksekutif Bolivarian Agency for Space Activities (ABAE) Venezuela, mengunjungi Deep Space Exploration Laboratory (DSEL) China yang baru pada 30 Maret 2023 untuk membahas kerja sama dan pertukaran dalam misi antariksa.

Dia ditemui oleh Wu Yanhua, mantan wakil direktur China National Space Administration (CNSA) dan sekarang wakil ketua eksekutif DSEL.

"Keduanya bertukar pandangan tentang kerja sama internasional di bidang eksplorasi luar angkasa," menurut pernyataan DSEL.

Bencomo mengatakan, Venezuela bersedia menandatangani Nota Kesepahaman China-Venezuela sesegera mungkin untuk bersama mempromosikan pembangunan stasiun penelitian bulan internasional.

ABAE telah diundang untuk menghadiri forum internasional yang diselenggarakan DSEL selama peringatan Hari Antariksa Nasional Tiongkok pada 24 April nanti. Acara itu berpotensi menyediakan platform untuk penandatanganan MoU.

China dan Rusia mempresentasikan master plan untuk ILRS di St Petersburg, Rusia pada tahun 2021. Mereka membuka proyek tersebut untuk negara manapun yang ingin bergabung.

Proyek yang dipimpin oleh China, berusaha membangun kemitraan paralel dengan Program Artemis yang dipimpin NASA. Sejauh ini, 23 negara telah menandatangani Kesepakatan Artemis Amerika Serikat, yang menjadi dasar diplomatik proyek Artemis.

Proyek Artemis adalah usaha NASA dan mitranya mendaratkan kembali manusia ke bulan secara berkelanjutan. NASA akan membangun pangkalan yang mengorbit bulan yang disebut Gateway. Namun, proyek Artemis juga menghadapi banyak tantangan, seperti kesiapan pesawat antariksa Starship dan pembangunan Gateway yang belum dimulai.

"Di satu sisi, (kerja sama China-Venezuela) itu tidak mengejutkan saya karena China dan Venezuela telah bertahun-tahun bekerja sama di luar angkasa," kata Victoria Samson, direktur Washington Office di Secure World Foundation kepada SpaceNews. Samson mencatat, China telah membangun dan meluncurkan beberapa satelit Venezuela dalam beberapa tahun terakhir.

“Mengingat perbedaan dalam kemampuan antariksa kedua negara, saya pikir partisipasi Venezuela dalam ILRS sebagian besar bersifat simbolis,” kata Samson, yang juga mempertanyakan kontribusi nyata apa yang dapat diberikan Rusia.

Penandatanganan MoU juga akan menyoroti tren yang dirasakan dalam kemitraan ruang angkasa internasional. Nantinya, akan ada dua kelompok berbeda yang akan eksis di bulan.

“Itu memberikan keyakinan pada kekhawatiran yang saya miliki bahwa kita melihat percabangan dalam tata kelola bulan dan pendekatan ke misi bulan, di mana Anda adalah Tim Artemis atau Tim ILRS. Menurut saya itu tidak membantu dan mungkin berakhir dengan semangat persaingan yang tidak perlu untuk misi bulan, memperumit lingkungan yang sudah rumit,” kata Samson.

DSEL pada 6 April menerbitkan pernyataan soal rincian kunjungan Carlos Moura, presiden Badan Antariksa Brasil (AEB). Kunjungan itu juga membahas kerja sama ILRS. Wu menyatakan, pihaknya mengharapkan partisipasi negara-negara BRICS dan negara-negara Amerika Latin dalam proyek tersebut. Brasil bagaimanapun adalah penandatangan Artemis Accords.

Menurut Space.com yang berbasis di AS itu, China menghadapi tantangan nyata dalam menarik mitra proyek ILRS. Dalam Kongres Astronotika Internasional di Paris pada September 2022, para pejabat ILRS memberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam misi luar angkasa dan bulan ke depan. Peran Rusia dalam proyek tersebut tidak disebutkan, dengan Moskow menghadapi isolasi internasional karena isu perang Ukraina sejak Februari 2022.

China sedang mengembangkan sepasang kendaraan super berat yang mampu meluncurkan misi infrastruktur besar dan mengirim astronot ke bulan. Proyek Long March 9 baru-baru ini disebut bermasalah pada desain, dan berpotensi menunda peluncuran debutnya. Sementara, Long March 10 yang baru, rencananya akan diluncurkan pada tahun 2027.

Para pejabat industri antariksa China yakin, sepasang peluncur Long March akan mampu menempatkan astronot di bulan sebelum akhir dekade ini. Sumber: Space.com

× Image