Home > News

Satelit Matahari NASA Jatuh di Atas Gurun Sahara

Satelit seberat 660 pon sempat menjadi isu besar di Ukraina saat terjadi kilatan misterius.
Ilustrasi pesawat luar angkasa yang mempelajari matahari RHESSI NASA. Gambar: NASA
Ilustrasi pesawat luar angkasa yang mempelajari matahari RHESSI NASA. Gambar: NASA

ANTARIKSA -- Sebuah pesawat ruang angkasa NASA yang telah menjadi sampah antariksa jatuh bebas ke Bumi pada Kamis, 20 April di atas Afrika Utara. Menurut nadan antariksa tersebut, satelit RHESSI memasuki kembali atmosfer Bumi pada pukul 7.21 WIB.

"Departemen Pertahanan (DoD) mengonfirmasi bahwa pesawat ruang angkasa seberat 660 pon memasuki kembali atmosfer di atas wilayah Gurun Sahara, sekitar 26 derajat bujur dan 21,3 derajat lintang," tulis pejabat NASA dalam pembaruannya, Kamis malam waktu setempat.

Koordinat itu menunjukan Reuven Ramaty High Energy Solar Spectroscopic Imager (RHESSI) jatuh dekat perbatasan Sudan-Mesir. Astrofisikawan dan pelacak satelit, Jonathan McDowell mengatakan, RHESSI bergerak ke timur laut ketika menghujam bumi.

"Sebagian besar pesawat ruang angkasa kemungkinan besar terbakar di atmosfer Bumi, meskipun beberapa bagian sampai ke tanah," kata pejabat NASA.

RHESSI diluncurkan ke orbit rendah Bumi dengan roket Pegasus XL pada tahun 2002. Misinya tak biasa, yaitu mempelajari matahar. RHESSI bertugas mencitrakan elektron berenergi tinggi yang membawa sebagian besar energi dari semburan matahari.

“Ini dicapai dengan satu-satunya instrumen, spektrometer pencitraan, yang merekam sinar-X dan sinar gamma dari matahari. Sebelum RHESSI, tidak ada gambar sinar gamma atau gambar sinar-X berenergi tinggi yang diambil dari semburan matahari," kata pejabat NASA.

Satelit terus beroperasi hingga dinonaktifkan pada 2018. Sejak saat itu, ia menjadi bagian dari sampah antariksa, meyang bebas tanpa tujuan di orbit. Sumber: Space.com

× Image