Home > Ulasan

Mengapa Gurun Selalu Kering?

Gurun ditemukan di seluruh dunia, termasuk di sebelah lautan.
Matahari terbenam di padang pasir di Qesm Safaga, Kegubernuran Laut Merah, Mesir. Gambar: StephanKlinkmller/500px via Getty Images
Matahari terbenam di padang pasir di Qesm Safaga, Kegubernuran Laut Merah, Mesir. Gambar: StephanKlinkmller/500px via Getty Images

ANTARIKSA -- Gurun bisa hadir dalam banyak bentuk, termasuk bukit pasir yang luas, ngarai berbatu, stepa semak belukar, dan padang es di kutub. Tapi mereka dipersatukan oleh satu hal, kurangnya mendapat curah hujan.

"Secara umum, di mana saja tempat yang mendapat curah hujan kurang dari 10 inci atau 25 sentimeter setahun dianggap sebagai gurun," kata Lynn Fenstermaker, ahli ekologi di Desert Research Institute, Reno, Nevada.

Tentu saja, kurangnya hujan membuat gurun terkenal dengan kekeringannya. Namun, mengapa beberapa tempat di Bumi mendapatkan curah hujan yang jauh lebih sedikit daripada yang lain? Dengan kata lain, mengapa gurun kering?

"Pola sirkulasi udara global adalah alasan terbesar," kata Fenstermaker.

Energi surya menghantam Bumi secara langsung di ekuator, memanaskan udara dan menguapkan air. Udara hangat dan kering itu naik dan bergerak menuju kutub. "Itu cenderung turun lagi di sekitar garis lintang 30 derajat," jelas Fenstermaker. Pola sirkulasi ini disebut sel Hadley, dan menggerakkan angin pasat, yaitu terpaan yang digunakan para pelaut awal menjelajah dunia sebelum mesin ditemukan. Itu juga menjadi alasan mengapa banyak gurun terbesar di dunia, seperti Sahara dan Gobi di Belahan Bumi Utara, dan Kalahari di Belahan Bumi Selatan, berada di garis lintang tengah ini.

Namun, cerita mengapa gurun kering lebih rumit dari itu. Pola angin berinteraksi dengan topografi sehingga mempengaruhi lahirnya gurun. Misalnya, udara yang menyapu masuk dari laut dan menghantam pegunungan akan melepaskan kelembapannya sebagai curah hujan atau salju ke lereng saat udara naik. Tetapi pada saat udara melintasi pegunungan dan turun ke sisi lain, udara menjadi kering. "Di California, misalnya, Gurun Mojave berada di bawah bayang-bayang hujan Sierra Nevada," kata Fenstermaker.

"Kadang-kadang, daerah pedalaman lebih kering karena letaknya sangat jauh dari kumpulan air yang besar sehingga udara yang bertiup masuk telah kehilangan semua kelembapannya saat tiba (di sana)," kata Andreas Prein, seorang ilmuwan atmosfer di National Center for Atmospheric Research, Boulder, Colorado. Inilah yang terjadi dengan Gurun Gobi di Asia Tengah, yang juga dipunggungi oleh pegunungan Himalaya.

Sebaliknya, pantai tidak selalu berarti basah. Arus laut yang dingin bertabrakan dengan udara yang bergerak ke pantai sehingga menciptakan kabut. Saat kabut itu bergerak di atas daratan, uap air tetap berada di udara alih-alih jatuh sebagai hujan. Ini dapat menciptakan gurun yang berbatasan dengan lautan, seperti Atacama di Cile, salah satu tempat terkering di Bumi.

Tidak semua gurun juga panas. Faktanya, bagian Arktik dan Antartika tercatat sebagai gurun. "Udara dingin tidak bisa menahan kelembapan sebaik udara hangat," kata Prein. Jadi, suhu yang sangat dingin di kutub menyebabkan curah hujan sangat sedikit, meskipun banyak air yang tersimpan di dalam tanah sebagai es.

Saat pola iklim global berubah, gurun juga akan berubah. Misalnya, ribuan tahun yang lalu, Sahara ditutupi oleh padang rumput dan hutan tropis. Dan hari ini, perubahan iklim membentuk kembali batas-batas gurun pasir di seluruh dunia.

"Sel Hadley diperkirakan menyebar ke utara dan selatan karena perubahan iklim," kata Prein. Hal itu memperluas zona yang siap untuk pembentukan gurun. Suhu yang lebih hangat bisa mempercepat perubahan dengan meningkatkan penguapan air dan mengeringkan udara. "Keseimbangan curah hujan dan penguapan juga menentukan gurun," tambah Prein.

"Secara luas, dengan pemanasan global, diperkirakan kita akan mengalami lebih banyak penguapan, dan perluasan wilayah gurun yang ada," kata Fenstermaker.

Tekanan manusia pada bentang alam juga berkontribusi. Menebang pohon untuk bercocok tanam bisa menghilangkan vegetasi asli, dan beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggundulan hutan di daerah tropis mengurangi curah hujan. Jika lebih banyak air menguap dibanding yang terserap tanaman, putaran umpan balik akan mendorong lanskap semakin kering. Daerah semi kering di pinggiran gurun yang ada saat ini sangat rentan.

"Seringkali faktor-faktor ulah tangan manusia yang membantu gurun tumbuh," kata Prein. Sumber: Live Science

× Image