Home > Sains

Bom Nuklir Memicu Kelahiran Antroposen, Zaman Geologis Baru

Era 1950-an adalah titik ketika manusia mengalahkan sistem Bumi.
Plutonium-239 turun dari atmosfer dan menetap di sedimen seluruh planet. Gambar: Galerie Bilderwelt/Getty Images
Plutonium-239 turun dari atmosfer dan menetap di sedimen seluruh planet. Gambar: Galerie Bilderwelt/Getty Images

ANTARIKSA -- Pengujian senjata nuklir pada tahun 1950-an dan awal 1960-an meninggalkan jejak pertama yang tak terhapuskan dari aktivitas manusia yang luar biasa di Bumi. Ahli geologi menyatakan, peristiwa tersebut menandakan awal dari zaman geologis baru yang dikenal sebagai Antroposen.

Serpihan dari uji nuklir turun dari atmosfer dan terperangkap di bumi sebagai lapisan sedimen yang kaya akan bentuk radioaktif plutonium, disebut plutonium-239. Para ilmuwan berpendapat, lapisan sedimen kaya plutonium-239 di dasar sebuah danau kecil di Kanada menyajikan catatan nyata paling awal dari aktivitas manusia yang mengubah keseimbangan sistem alam. Itulah sebabnya, para ilmuwan menamakan zaman baru yang potensial tersebut sebagai "anthro" setelah manusia.

"Kehadiran tanda plutonium adalah alat sederhana yang memungkinkan kita menentukan batas (zaman) itu," kata Colin Waters, seorang profesor di University of Leicester Inggris dan ketua Anthropocene Working Group (AWG), dalam sebuah presentasi di Pusat Media Sains Jerman pada 6 Juli 2023.

"Karena ledakan nuklir di atas tanah, pengujian yang berlangsung pada 1950-an, menyebabkan ada batas geokimia yang sangat jelas di seluruh planet, di semua lingkungan, yang terhubung ke permulaan ledakan itu," kata Waters.

Para peneliti pertama kali mengusulkan zaman geologis baru pada awal 2000-an, setelah ahli meteorologi Belanda, Paul Crutzen menciptakan istilah "Antroposen". Crutzen adalah peraih Hadiah Nobel Kimia pada 1995.

Era ini menandai titik di mana manusia menjadi pusat pengaruh dominan terhadap iklim dan lingkungan global. Crutzen menetapkan batas selama Revolusi Industri dan berpendapat bahwa desain mesin uap James Watt pada 1784 menandai titik balik.

Tapi, kata Waters, titik awal Crutzen untuk Antroposen tidak terlihat di luar Eropa, yang merupakan pusat industrialisasi di abad ke-18. "Di Belahan Bumi Selatan tidak ada efek, sedimen tidak menunjukkan efek signifikan apa pun dari Revolusi Industri," katanya.

Sementara batas baru yang diusulkan terlihat dalam sedimen di seluruh dunia, ahli geologi bersama AWG memilih danau Crawford di Ontario untuk menunjuk akhir zaman sebelumnya, Holosen, dan awal Antroposen. "Danau Crawford terbentuk 10.000 tahun yang lalu ketika sebuah gua batu kapur runtuh ke saluran air bawah tanah, membentuk lubang pembuangan yang dalam," kata Francine McCarthy, profesor ilmu bumi di Universitas Brock Kanada dan anggota AWG, dalam presentasi tersebut.

Lubang pembuangan itu mencegah air permukaan bercampur dengan lapisan bawah, yang berarti danau bertindak sebagai corong bagi partikel yang turun melalui kolom air. Pada bulan-bulan musim panas yang hangat, partikel kalsit dari batuan kapur mengkristal dan jatuh ke dasar danau, di mana mereka membentuk lapisan putih yang berisi informasi tentang kondisi atmosfer dan hidrosfer pada tahun tersebut.

"Lapisan putih itulah yang dapat kami hitung dan kami dapat mengidentifikasi dengan tepat setiap tahun yang kami lihat," kata McCarthy.

Catatan di danau Crawford menunjukkan tahun 1950 adalah titik ketika manusia mengalahkan sistem Bumi. "Manusia mendorong era yang "berbeda secara geologis dari sebelumnya," katanya.

Hasil terbaru AWG tersebut diterbitkan dalam edisi khusus jurnal The Anthropocene Review. Sumber: Live Science

× Image