Home > Sains

Miniatur Otak Manusia akan Ditanam di Stasiun Luar Angkasa

ISS akan menjadi tempat tumbuhnya sel punca menjadi model 3D dari otak manusia.
Gambar ini, diambil dalam percobaan yang dilakukan di Bumi, menunjukkan struktur 3D yang terbuat dari sel-sel otak yang tumbuh di laboratorium. Sel hijau bercahaya adalah neuron yang telah terpapar terapi gen baru, yang dirancang untuk membantu neuron menumbuhkan kembali kabel keluarnya, yang dikenal sebagai akson. Gambar: Axonis Therapeutics, Inc.
Gambar ini, diambil dalam percobaan yang dilakukan di Bumi, menunjukkan struktur 3D yang terbuat dari sel-sel otak yang tumbuh di laboratorium. Sel hijau bercahaya adalah neuron yang telah terpapar terapi gen baru, yang dirancang untuk membantu neuron menumbuhkan kembali kabel keluarnya, yang dikenal sebagai akson. Gambar: Axonis Therapeutics, Inc.

ANTARIKSA -- Sejumlah sel punca akan segera diluncurkan ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Mereka telah dirancang untuk tumbuh menjadi versi miniatur otak manusia.

Menurut ISS National Lab, laboratorium nasional yang didanai pemerintah Amerika Serikat, sel-sel tersebut berasal dari sel kulit manusia dewasa.

Sel punca yang dihasilkan dikenal sebagai sel punca pluripoten terinduksi. Di bawah pengaruh berbagai isyarat kimiawi, sel tersebut dapat diubah menjadi semua jenis sel di dalam tubuh.

Dalam hal ini, begitu berada di ISS, sel akan dibujuk untuk membentuk neuron, sel otak yang bertugas mengirimkan sinyal listrik dan kimia. Kemudian, mikroglia dan astrosit, dua jenis sel tambahan yang ditemukan di otak yang melakukan berbagai fungsi dan tugas, termasuk mempertahankan otak dari infeksi dan memberikan dukungan struktural.

Bersama-sama, ketiga jenis sel itu akan berkumpul sendiri, atau pada dasarnya menyatu, menjadi bola kecil yang disebut spheroids. Serangkaian otak kecil ini akan digunakan untuk memodelkan penyakit otak manusia dan menguji obat-obatan.

"Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) telah memutuskan bahwa data manusia lebih disukai daripada data hewan, jadi di masa depan, kita dapat melihat semakin banyak persetujuan berdasarkan pemodelan penyakit non-hewan," kata Shane Hegarty, kepala petugas ilmiah untuk Axonis Therapeutics sebuah perusahaan biotek.

FDA baru-baru ini menyatakan, mereka tidak lagi memerlukan obat baru yang diuji pada hewan sebelum disetujui. Sebagian karena teknologi seperti spheroid dan pemodelan yang lebih kompleks, organoid telah muncul sebagai opsi alternatif untuk pengujian obat.

"Eksperimen ini dapat membantu, karena menggunakan jaringan manusia yang direkayasa sebagai lawan dari model hewan pengerat," kata Hegarty.

Di bawah gravitasi Bumi, spheroid memiliki tantangan tersendiri untuk tumbuh dalam bentuk 3D yang diinginkan. "Karena itu, tim akan menguji seberapa baik otak mini tersebut tumbuh di bawah gayaberat mikro ISS," tulis NASA.

Selain menumbuhkan spheroid, tim akan menguji terapi gen pada model 3D. Terapi ini dirancang hanya untuk memengaruhi neuron, bukan jenis sel lain. Tim akan menilai seberapa tepat sebuah pengobatan menyimpan muatannya hanya ke dalam neuron.

Sel-sel punca akan berada di antara kargo misi pasokan komersial Northrop Grumman ke-19 untuk NASA. Peluncuran dijadwalkan pada 1 Agustus 2023 dari Wallops Flight Facility di Virginia.

Menurut NASA, eksperimen lain yang dikirim dalam misi ini termasuk yang berfokus pada pemadaman api di luar angkasa dan pemantauan atmosfer. Selain itu, kartu memori berisi karya seni digital karya siswa, seperti gambar dan puisi, akan diantarkan ke ISS. Sumber: Live Science

× Image