Home > Sains

Berapa Lama Asteroid Mampu Bertahan? Fakta Asteroid Rawarontek

Asteroid adalah sisa dari tata surya awal yang kemudian dihancurkan dengan cara menggenaskan.
Berapa umur asteroid dan berapa lama mereka bertahan? (Kredit gambar: Adastra via Getty Images)
Berapa umur asteroid dan berapa lama mereka bertahan? (Kredit gambar: Adastra via Getty Images)

ANTARIKSA -- Pada Oktober 2020, pesawat ruang angkasa OSIRIS-REx milik NASA mendekati asteroid Bennu. Wahana itu, yang telah mengorbit targetnya selama hampir dua tahun, menurunkan lengan robotik dan mengeruk sekitar 2 kilogram material berbatu dan berdebu dari permukaan asteroid.

Materi tersebut adalah sampel pertama asteroid yang dikumpulkan oleh misi Ameriksa Serikat. Materi itu juga akan membantu para ilmuwan menjawab beberapa pertanyaan tentang asteroid, seperti berapa umur asteroid seperti Bennu?, dan berapa lama mereka mampu bertahan?

Untuk memahami berapa lama asteroid bertahan, penting untuk mengetahui kapan dan bagaimana mereka terbentuk. Asteroid di tata surya kita bersatu keluar dari piringan protoplanet, kumpulan debu tebal dan material berbatu yang berputar mengelilingi matahari kita sekitar 4,5 miliar tahun lalu.

"Debu mulai menggumpal," kata Harold Connolly, astronom di Universitas Rowan New Jersey dan ilmuwan sampel misi untuk OSIRIS-REx. Seiring waktu, debu tersebut mengumpulkan lebih banyak material, saling bertabrakan dan saling menempel. Beberapa dari mereka menjadi bola salju yang menutup material lainnya. Lalu, munculah planet seperti Bumi. Lainnya menjadi bulan, komet, dan asteroid.

Sebagian besar asteroid di tata surya saat ini berada di sabuk asteroid, yang membentang antara Mars dan Jupiter, meskipun kadang-kadang ada yang terlempar dari sabuk dan menjadi dekat dengan Bumi. Asteroid utuh terbesar kira-kira seusia dengan tata surya, yaitu 4,5 miliar tahun. Tetapi beberapa asteroid dianggap lebih muda, karena terdiri dari potongan-potongan kecil yang terpisah dari benda-benda yang lebih besar.

Bagaimana asteroid hancur?

Asteroid dapat pecah dan akhirnya hancur dalam beberapa cara berbeda. Salah satunya adalah dengan berputar. Asteroid biasanya berbentuk tidak beraturan, tidak seperti planet yang memiliki cukup gravitasi untuk menarik dirinya ke dalam bola kasar. Hal itu membuat asteroid cenderung miring ke satu sisi. Jika mereka mulai berputar setelah tabrakan atau didorong oleh radiasi matahari, gaya tersebut dapat mengirim bongkahan asteroid terbang ke luar angkasa.

"Anda mendapatkan sedikit perbedaan torsi di sana-sini, dan akhirnya rusak," kata Connolly.

Asteroid juga dapat terfragmentasi dari tekanan termal, yang disebabkan ketika materialnya mengembang dan menyusut akibat panas matahari selama jutaan tahun. Itu juga bisa karena asteroid mengalami kehilangan air secara tiba-tiba karena es di dalamnya diubah menjadi gas oleh panas bintang kita. "Kadang-kadang, asteroid pecah dari tabrakan dengan benda langit berbatu lainnya, 'seperti permainan biliar kosmik'," kata Connolly.

"Berdasarkan kemungkinan pecah, benda berukuran 1 kilometer bisa bertahan sekitar 440 juta tahun. Sementara objek berukuran 10 kilometer sekitar 4 miliar tahun di sabuk asteroid," kata Kevin Walsh, astronom di Southwest Research Institute Colorado.

Para ilmuwan masih mencari tahu berapa lama asteroid terbesar dapat bertahan. Namun, ada kemungkinan bahwa beberapa dapat bertahan selama planet berbatu di tata surya, antara 8 miliar dan 10 miliar tahun. Faktanya, sekira 5 miliar tahun lagi atau ketika matahari berusia sekitar 10 miliar tahun, bintang kita itu diperkirakan akan habis terbakar dan menelan tetangganya, termasuk planet dan asteroid.

Setelah asteroid pecah menjadi potongan-potongan yang cukup kecil, potongan-potongan kecilnya tidak lagi dianggap sebagai asteroid. Sebab, menurut NASA, potongan puing ruang angkasa yang lebih kecil dari 1 meter secara teknis diklasifikasikan ulang sebagai meteoroid. Pada titik ini, pecahan meteoroid tersebut mungkin bertabrakan dengan benda yang lebih besar, meninggalkan kawah tumbukan. Atau mereka mungkin berpapasan dengan planet yang memiliki atmosfer seperti Bumi, dan menjadi meteor yang melesat melintasi langit; bola api.

Potongan-potongan itu juga dapat bersatu kembali dan membentuk apa yang dikenal sebagai asteroid tumpukan puing. "Badan komposit tersebut mendapatkan "kehidupan kedua, dalam versi fragmen yang lebih kecil dari asteroid awal," kata Fred Jourdan, ahli geokronologi di Curtin University Australia.

Berbagai bagian disatukan oleh gravitasi mereka sendiri yang bertindak sebagai lem, seperti mitos ilmu Rawarontek di Indonesia. "Ini benar-benar tumpukan batu besar dengan banyak ruang kosong," kata Walsh.

Struktur itu mungkin tampak seperti koneksi yang lemah, tetapi asteroid ini lebih tangguh daripada yang terdengar. Ruang di antara bagian-bagiannya berfungsi seperti peredam kejut terhadap tabrakan. "Struktur khusus mereka membuat mereka hampir tidak bisa dihancurkan," kata Jourdan, kecuali mereka menabrak planet atau jatuh ke matahari.

Sebagian besar asteroid dekat Bumi, termasuk Bennu, adalah asteroid tumpukan puing. Ketika sampel dari Bennu mencapai Bumi Desember nanti, struktur mereka akan memberi para astronom gagasan yang lebih baik tentang kapan komponen tumpukan puing terputus dari tubuh induknya dan bagaimana mereka bersatu kembali. "Ini akan sangat menyenangkan," kata Connolly.

× Image