Home > Politik

Ilmuwan: Petunjuk Kehidupan di Mars Ada di Australia Barat

Pencarian kehidupan di Mars dapat dibantu dengan menyelidiki fosil-fosil purba di Bumi
Stromatolit berusia 3,35 miliar tahun di lokasi Trendall Australia Barat. Gambar: NASA/Mike Toillion
Stromatolit berusia 3,35 miliar tahun di lokasi Trendall Australia Barat. Gambar: NASA/Mike Toillion

ANTARIKSA -- Saat wahana Perseverance milik NASA menjelajahi permukaan Mars sambil mencari petunjuk kehidupan purba, para ilmuwan di Bumi mengasah keterampilannya dalam mengidentifikasi tanda-tanda tersebut. Mereka mempelajari fosil beberapa bentuk kehidupan tertua di planet kita.

Sekitar 3,5 miliar tahun yang lalu, ganggang biru-hijau yang dikenal sebagai cyanobacteria menjadi bentuk kehidupan dominan di Bumi. Ia juga merupakan organisme hidup pertama yang dapat dilihat dengan mata manusia tanpa bantuan. Salah satu dari sedikit tempat di mana fosil organisme ini (stromatolit) dapat ditemukan adalah di Pilbara, wilayah kering di Australia Barat yang dianggap sebagai tempat tertua di Bumi.

Karena proses geologi aktif di planet kita secara rutin memperbaharui permukaannya, stromatolit Pilbara termasuk di antara sedikit batuan purba yang tersisa dengan sisa-sisa kehidupan terestrial awal yang masih ada. Stromatolit inilah yang menurut para ilmuwan akan menjelaskan tanda-tanda kehidupan yang dapat ditemukan di bebatuan Mars, yang juga diperkirakan berusia sekitar 3,8 miliar tahun.

“Semakin banyak yang kita pelajari tentang evolusi planet kita, semakin banyak kita dapat menerapkan pengetahuan tersebut pada karakterisasi Planet Merah,” kata Eric Ianson, direktur Program Eksplorasi Mars NASA yang dikutip Spce.com, Kamis, 31 Agustus 2023.

Tim Ianson, bersama rekan-rekannya dari Badan Antariksa Australia, Badan Antariksa Eropa (ESA ) dan Organisasi Penelitian Ilmiah dan Industri Persemakmuran Australia, menghabiskan waktu sepekan di wilayah Pilbara untuk melakukan penelitian itu. Kelompok ini membahas pentingnya lokasi geologis ketika memilih tempat pengambilan sampel batuan serta tantangan yang tak terhindarkan dalam menemukan bukti kehidupan, bahkan pada fosil bumi.

“Untuk dapat membuktikan bahwa suatu fitur bersifat biogenik, Anda tidak hanya harus mampu membuktikan bahwa kehidupan dapat menciptakannya, namun Anda juga harus dapat membuktikan versi tertentu dari fitur tersebut tidak diciptakan oleh makhluk lain,” kata Lindsay Hays, wakil ilmuwan utama NASA untuk Pengembalian Sampel Mars dan Ilmuwan Program untuk Astrobiologi. Ia menambahkan, mereka harus memahami apa saja yang terjadi dalam catatan sejarah bagian batuan tersebut agar memahami apa yang mereka lihat.

Para ilmuwan percaya, pengetahuan yang diperoleh dari kunjungan lapangan seperti itu akan berguna ketika pecahan batuan kuno Mars telah dibawa ke Bumi, meskipun hal itu tidak mungkin terjadi setidaknya dalam satu dekade kedepan. Robot Penjelajah Mars NASA, Perseverance yang mengarungi kawah Mars, tempat danau dan delta sungai mungkin mengalir miliaran tahun yang lalu, telah mengumpulkan sampel batuan menarik yang berusia sekitar 3,5 miliar tahun. Para ilmuwan berencana membawa pulang sampel tersebut melalui misi Pengembalian Sampel Mars yang ambisius. Kampanye NASA-ESA berencana mengirim pengorbit dan pendarat yang dilengkapi roket untuk mengambil sampel tersebut dan diterbangkan ke Bumi.

Misi pengembalian harus cepat, karena tidak ada jaminan Perseverance akan tetap berfungsi hingga akhir tahun 2020-an. Penjelajah tersebut baru-baru ini menjatuhkan sepuluh tabung sampel yang telah diisi ke dalam kawah sebagai cadangan.

Meskipun merupakan upaya yang menarik, misi pengembalan sample menghadapi tantangan teknis yang memicu penundaan peluncuran dan pembengkakan biaya. Proyeksi biaya internal saat ini antara 8 miliar dan 9 miliar US dolar, membengkak dari awalnya hanya sebesar 4 miliar US dolar. Sumber: Space.com

× Image