Home > Sains

Air yang Ditemukan di Mars Tenyata Hanya Fatamurgana

Penelitian menyimpulkan sinar terang yang diambil radar adalah dataran vulkanik Mars.
Pemandangan kutub selatan Mars. Penelitian yang dipimpin oleh The University of Texas di Austin menyatakan penemuan air cair tahun 2018 kemungkinan besar hanya pantulan radar dari batuan vulkanik. Gambar: ESA/DLR/FU Berlin
Pemandangan kutub selatan Mars. Penelitian yang dipimpin oleh The University of Texas di Austin menyatakan penemuan air cair tahun 2018 kemungkinan besar hanya pantulan radar dari batuan vulkanik. Gambar: ESA/DLR/FU Berlin

ANTARIKASA — Salah satu harapan terbesar para ilmuwan adalah menemukan keberdaan air cair di Planet Mars. Layaknya di Bumi, air akan membuka kemungkinan adanya kehidupan di Mars, baik kehidupan purba yang telah punah maupun untuk misi kehidupan yang akan datang. Mars telah menjadi tujuan utama pengiriman koloni manusia pemukim, setelah Venus diketahui telah berubah menjadi bola ekstrem yang panas dan beracun.

Harapan itu mengembang setelah para ilmuwan pada tahun 2018 mengira mereka sedang melihat air cair di bawah kutub selatan Mars. Air itu terlihat dari pantulan radar yang bercahaya terang di bawah tutupan kutub. Namun, studi terbaru yang diterbitkan di jurnal Geophysical Research Letters edisi Senin, 24 Januari 2022, menemukan bahwa cahaya itu adalah refleksi dataran vulkanik yang menutupi seluruh permukaan planet merah.

Dilansir Phys.Org pada Senin, studi baru tentang planet merah yang dipimpin para peneliti di The University of Texas di Austin menyatakan, air cair yang sebelumnya terdeteksi di kutub selatan Mars itu mungkin hanya fatamorgana berdebu. Para peneliti berkesimpulan, batu vulkanik yang terkubur di bawah es adalah penjelasan yang lebih masuk akal untuk penemuan radar 2018 itu.

Penemuan air cair 2018 memang sudah dipertanyakan, setelah para ilmuwan menghitung kondisi yang tidak memungkinkan keberadaan air cair di kutub selatan Mars yang dingin dan gersang. “Agar air dapat dipertahankan sedekat ini dengan permukaan, Anda membutuhkan lingkungan yang sangat asin dan sumber panas yang kuat, yang dihasilkan lokasi itu. Tetapi itu tidak sesuai dengan apa yang kita ketahui tentang wilayah ini,” kata penulis utama penelitian tersebut, Cyril Grima, seorang ilmuwan planet di Institut Geofisika Universitas Texas (UTIG).

Permukaan Mars. Gambar: Tim Sains NASA/MOLA.
Permukaan Mars. Gambar: Tim Sains NASA/MOLA.

Fatamorgana kutub selatan hilang ketika Grima menambahkan lapisan es global imajiner melintasi peta radar Mars. Es imajiner menunjukkan bagaimana medan Mars akan muncul ketika dilihat dalam jarak satu mil es. Para ilmuwan kemudian membandingkan karakter di seluruh planet dengan yang ada di bawah tutup kutub.

Grima memperhatikan pantulan terang seperti yang terlihat di kutub selatan, tersebar di semua garis lintang. Sebanyak yang bisa dikonfirmasi, itu cocok dengan lokasi dataran vulkanik.

Di Bumi, aliran lava yang kaya zat besi dapat meninggalkan bebatuan yang memantulkan radar dengan cara yang sama. Kemungkinan lain adalah deposit mineral di dasar sungai kering. Bagaimanapun, kata Grima, mencari tahu tentang fakta itu bisa menjawab pertanyaan penting tentang sejarah Mars.

Isaac Smith, ahli geofisika Mars di York University, percaya bahwa tanda radar terang adalah sejenis tanah liat yang terbentuk saat batuan terkikis di dalam air. Pada tahun 2021, Smith, yang bukan bagian dari studi tersebut, menemukan bahwa tanah liat bisa memantulkan radar dengan terang, seperti titik terang yang ditemukan di Mars tersebut.

"Saya pikir keindahan temuan Grima adalah, bahwa sementara, itu merobohkan gagasan kemungkinan ada air cair di bawah kutub selatan planet hari ini. (namun) itu juga memberi kita pijakan yang sangat tepat untuk mencari bukti danau kuno dan dasar sungai dan menguji hipotesis tentang pengeringan lebih luas dari iklim Mars selama miliaran tahun," kata Smith.

Sebuah peta radar Mars yang terlihat dalam satu mil es. Ilmuwan planet UT Austin, Cyril Grima, membangun model komputer untuk menutupi Planet Merah dengan es dan mengamati bagaimana ia mengubah data radar. Kredit: Cyril Grima
Sebuah peta radar Mars yang terlihat dalam satu mil es. Ilmuwan planet UT Austin, Cyril Grima, membangun model komputer untuk menutupi Planet Merah dengan es dan mengamati bagaimana ia mengubah data radar. Kredit: Cyril Grima

Peta Grima didasarkan pada data tiga tahun dari MARSIS, instrumen radar yang diluncurkan pada 2005 di atas Mars Express milik Badan Antariksa Eropa yang telah mengumpulkan sejumlah besar informasi tentang Mars. Grima dan rekannya, Jérémie Mouginot, seorang ilmuwan peneliti di Institut Geosains Lingkungan di Grenoble, Prancis, berencana menggali lebih jauh data yang terkumpul untuk melihat apa lagi yang dapat ditemukan MARSIS tentang Mars.

"Ilmu pengetahuan (memang) tidak mudah pada percobaan pertama," komentar Smith, yang merupakan alumnus Jackson School of Geosciences di UT Austin. Apalagi itu tentang planet yang belum pernah dikunjungi siapa pun.

Grima dan Smith saat ini sedang mengerjakan misi untuk menemukan air di Mars dengan menggunakan radar. Seperti disinggung di awal, penemuan air di planet merah penting sebagai sumber kehidupan saat pendaratan manusia di masa depan dan untuk mencari tanda-tanda kehidupan di masa lalu.

× Image