Home > Politik

Proposal Baru Kemenhan Inggris, Merespon Ancaman dari Luar Angkasa

Kemenhan Inggris menyiapkan dana besar untuk mempersiapkan respon cepat ancaman luar angkasa.
Pangkalan radar Fylingdales Angkatan Udara Kerajaan Inggris memantau peluncuran rudal balistik dan objek luar angkasa. Ini adalah bagian dari Jaringan Pengawasan Luar Angkasa Amerika Serikat. Gambar: Kemenhan Inggris
Pangkalan radar Fylingdales Angkatan Udara Kerajaan Inggris memantau peluncuran rudal balistik dan objek luar angkasa. Ini adalah bagian dari Jaringan Pengawasan Luar Angkasa Amerika Serikat. Gambar: Kemenhan Inggris

ANTARIKSA -- Inggris merilis strategi terbaru militer ruang angkasa pada Selasa, 1 Februari 2022. The black country mengumumkan rencana untuk menginvestasikan 1,9 miliar dolar AS, setara Rp 27,36 triliun, pada proyek satelit orbit rendah Bumi dan teknologi lainnya selama dekade berikutnya.

“Investasi signifikan ini akan membantu memastikan Inggris tetap menjadi yang terdepan dalam inovasi luar angkasa dan selangkah lebih maju dari para pesaing kami,” kata Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace dalam pengumuman tersebut.

Strategi luar angkasa Inggris meminta perhatian pada ancaman senjata anti-satelit dan mendesak peran industri luar angkasa swasta dalam mengembangkan kemampuan militer dan ekonomi. Berbicara pada hari Selasa di sebuah acara di London, Menteri Pengadaan Pertahanan Inggris, Jeremy Quin mengatakan, sebagian besar dana baru digunakan untuk konstelasi global satelit di orbit rendah Bumi yang akan memberikan pengawasan dan intelijen untuk operasi militer. Program, yang disebut Istari itu, juga akan mendanai teknologi komunikasi laser canggih untuk pengiriman data berkecepatan tinggi dari luar angkasa ke Bumi.

"Dalam proyek terkait yang disebut Minerva, Komando Luar Angkasa Inggris akan bereksperimen dengan jaringan satelit yang dapat mengumpulkan, memproses, dan menyebarkan data secara mandiri dari Inggris dan satelit sekutu untuk mendukung operasi militer," kata Quin.

Menurut Quin, program Istari dan Minerva akan menjadi tembok sekaligus arsitektur luar angkasa militer Inggris di masa depan. “Kami mulai dengan sejumlah kecil satelit, kami akan mencari cara untuk menyatukan paket satelit yang dapat bekerja sama, dan mempelajari bagaimana Anda mengontrol formasi satelit,” katanya.

Laboratorium militer Inggris akan meluncurkan eksperimen satelit kecil untuk menguji desain dan konsep baru. Di antaranya seperti pesawat ruang angkasa yang dikontrol perangkat lunak.

Kepala Staf Angkatan Udara Inggris, Marsekal Sir Mike Wigston mengatakan, strategi tersebut mencerminkan kenyataan bahwa ada 'kegiatan keji dan sembrono' yang dilakukan pihak lain di luar angkasa. Karena itu, Inggris ingin menjadi yang terdepan dalam memastikan ruang angkasa tersedia untuk digunakan semua orang. "Ini bukan tentang mempersenjatai ruang angkasa, ini untuk melindungi kepentingan kita," katanya.

Direktur Luar Angkasa di Kementerian Pertahanan, Marsekal Muda Marshal Harv Smyth mengatakan, peluncuran strategi itu membuka kemampuan Inggris untuk berbicara dengan para mitra dan menetapkan prioritas ke depan. "Kementerian Pertahanan menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk menganalisis gambaran ancaman,” kata Smyth.

Kemenhan Inggris, kata dia, telah merencanakan kemungkinan terburuk dan tertap berharap yang terbaik. Salah satu kesimpulan dari penelitian Kemenhan adalah Inggris perlu memperdalam kemampuannya untuk melakukan analisis domain ruang angkasa. "Dan memahami apa yang ada di sana, apa yang dilakukannya dan, yang lebih penting, apa tujuannya?” kata Smyth.

Kepala Kebijakan Luar Angkasa Kementerian Pertahanan, Natalie Moore mengatakan, strategi baru itu mengirim sinyal yang jelas kepada internasional tentang peran dan komitmen Inggris untuk keamanan. Dia mencatat, strategi tersebut mengeksploitasi sinergi antara ruang sipil dan militer.

Komandan Komando Luar Angkasa Inggris, Marsekal Muda Paul Godfrey mengatakan, strategi terbaru akan menjadi tema utama pada hari industri 30 Maret 2022. Mereka akan membahas peluang untuk berkolaborasi dengan sektor swasta.

Salah satu topik yang menarik bagi para pemimpin luar angkasa adalah peluncuran responsif, sebuah konsep yang sedang diujicobakan oleh Angkatan Luar Angkasa AS. “Kami berada di AS pekan lalu berbicara tentang peluncuran responsif,” kata Godfrey.

Virgin Orbit, yang berencana meluncurkan misi luar angkasa dari Inggris, telah membuat layanan peluncuran responsif untuk Angkatan Luar Angkasa AS dan Kementerian Pertahanan Inggris. Untuk diketahui, Rusia baru-baru ini melakukan uji senjata anti-satelit yang membuat AS dan sekutunya khawatir.

Sumber: Space News

× Image