Home > Politik

Astaga, Roket yang akan Menghantam Bulan Ternyata dari China, Bukan Falcon 9 SpaceX

Revisi soal objek yang sedang menunu bulan itu muncul satu hari setelah Elon Musk berbicara soal program Starship SpaceX.
Chang'e-5 generasi berikutnya terbang di atas permukaan Bulan pada 3 Desember 2020. Gambar: Xinhua/Jin Liwang melalui Getty Images
Chang'e-5 generasi berikutnya terbang di atas permukaan Bulan pada 3 Desember 2020. Gambar: Xinhua/Jin Liwang melalui Getty Images

ANTARIKSA -- Dua pekan terakhir, dunia dihebohkan dengan roket Falcon 9 milik SpaceX yang sedang menuju bulan. Roket yang menjadi sampah antariksa setelah meluncurkan satelit Deep Space Climate Observatory (DSCOVR) NASA pada tahun 2015 diyakini akan menghantam bulan pada 4 Maret 2022. Para ilmuwan bahkan telah menghitung seberapa besar dampak dari tabrakan itu.

Namun hari ini, secara mengejutkan Astronom yang menemukan pergerakan sampah itu, Bill Gray, mengatakan dirinya telah membuat kesalahan dalam mengidentifikasi roket tersebut. Sebaliknya, Gray mengatakan benda itu adalah bagian dari roket Long March 3C yang diluncurkan China pada Oktober 2014 dalam misi Chang'e 5-T1 ke bulan. Pesawat ruang angkasa itu adalah pendahulu dari Chang'e 5, misi 2020 yang melakukan pengembalian sampel robotik ke bulan.

Gray yang mengelola perangkat lunak Project Pluto untuk melacak objek dekat Bumi memberikan klarifikasi melalui situsnya pada Sabtu, 12 Februari 2022. Klarifikasi dilakukan setelah ia menerima pesan dari seorang insinyur di Jet Propulsion Laboratory NASA, Jon Giorgini. Entah kebetulan juga, revisi itu hanya satu hari setelah pemilik SpaceX Elon Musk memberikan presentasi program Starship, penerbangan komersial antarplanet SpaceX. Baca: Elon Musk Memberikan Kabar Terbaru Misi Starship.

"Dia (Giorgini) menulis kepada Gray pada Sabtu pagi menjelaskan bahwa lintasan pesawat ruang angkasa DSCOVR (yang diluncurkan Falcon 9) tidak terlalu dekat dengan bulan, dan karena itu akan aneh jika (roket) tahap kedua menyimpang cukup dekat (dengan bulan) untuk menyerangnya," tulis Eric Berger di Ars Technica, yang pertama kali melaporkan temuan Gray tersebut. Meski begitu, Roket yang bergerak, masih diperkirakan akan menghantam sisi terjauh bulan pada 4 Maret dan tidak akan terlihat dari Bumi.

Gray menjelaskan di situs webnya mengapa dia yakin telah melakukan kesalahan dalam identifikasi. Ia mengaku telah melihat lagi arsip emailnya mengapa awalnya mengidentifikasi objek tersebut sebagai tahap DSCOVR. Sebab, ia sangat yakin bisa membuktikan bahwa objek itu sebenarnya adalah DSCOVR tahap kedua.

"Saya menggunakan data dari Catalina Sky Survey yang biasanya melacak objek dekat Bumi untuk menilai ancaman terhadap Bumi," tulis Gray. Catalina menemukan sebuah objek sekitar sebulan setelah peluncuran DSCOVR, yang diberi nama WE0913A dan pada awalnya diyakini sebagai objek alami. Baca: Roket SpaceX Elon Musk akan Menabrak Bulan.

Ilustrasi satelit DSCOVR yang terpasang pada SpaceX Falcon 9 tak lama setelah diluncurkan pada Februari 2015. Gambar: SpaceX
Ilustrasi satelit DSCOVR yang terpasang pada SpaceX Falcon 9 tak lama setelah diluncurkan pada Februari 2015. Gambar: SpaceX

"Tak lama kemudian, seorang astronom di Brasil mencatat di newsgroup bahwa objek itu mengorbit bumi, bukan matahari, menunjukkan itu mungkin objek buatan manusia," kata Gray.

Setelah beberapa percakapan dengan astronom, Gray dan peneliti lain akhirnya menemukan data bahwa WE0913A melewati bulan dua hari setelah peluncuran DSCOVR. Itu membawanya ke asumsi bahwa objek itu mungkin roket Chang'e 5 T1.

Keyakinan tambahan datang dari Jonathan McDowell, seorang astrofisikawan di Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian yang biasanya melacak benda-benda dan sampah luar angkasa. "McDowell telah mengirim elemen orbital untuk cubesat (satelis kecil berbentuk kubus) radio amatir yang mendapat ride share dengan booster, dan ini sangat cocok, (dengan Cheng'e 5 T1)," tulis Gray.

"Dalam arti tertentu, ini tetap merupakan bukti 'tidak langsung'. Tapi saya akan menganggapnya sebagai bukti yang cukup meyakinkan."

Untuk diketahui, selama dua pekan terakhir SpaceX menjadi sasaran kritikan dari pengguna media sosial. Sebab, sampah luar angkasa tersebut diyakini akan merusak bulan, walaupun banyak ilmuwan mengaku itu tidak berdampak besar.

Sumber: Space.com

× Image