Home > News

Dinilai Tiru Starship SpaceX, China Ramai Dihujat

Konsep roket dan pesawat luar angkasa China dinilai membajak konsep Starship dan Super Heavy.
Kiri: Slide yang mengilustrasikan konsep peluncur berbahan bakar metana untuk penerbangan luar angkasa manusia dari CALT China. Kanan: Prototipe Starship SN20 yang terpasang pada booster Super Heavy di Texas Selatan pada 10 Februari 2022.
Kiri: Slide yang mengilustrasikan konsep peluncur berbahan bakar metana untuk penerbangan luar angkasa manusia dari CALT China. Kanan: Prototipe Starship SN20 yang terpasang pada booster Super Heavy di Texas Selatan pada 10 Februari 2022.

ANTARIKSA — Bukan China namanya kalau tidak melakukan 'pembajakan' karya orang lain. Kali ini, China ramai menjadi perbincangan dunia maya di Barat setelah slide presentasi tentang misi luar angkasa negara itu dimunculkan ke publik. Hampir semua yang ingin diraih China adalah tiruan, mulai dari konsep hingga bentuk pesawat luar angkasa.

Dilansir SpaceNews, China saat ini sedang meneliti dan mengembangkan kendaraan baru untuk berbagai misi luar angkasa yang membawa manusia. Salah satunya, peluncur berbahan bakar metana yang tampaknya terinspirasi dari SpaceX, perusahaan komersial milik Elon Musk.

Peluncur yang sedang dikerjakan China itu adalah roket generasi baru yang dapat digunakan kembali untuk misi ke Orbit Dekat Bumi atau Near-Earth Orbit (LEO). Berdasarkan teknologi yang dikembangkan, sistem transportasi ruang angkasa itu bersayap, dan memakai peluncur oksigen cair metana dua tahap yang sepenuhnya dapat digunakan kembali dan berbiaya rendah. Tampaknya, semua itu sama dengan konsep sistem Starship SpaceX.

Slide yang mengilustrasikan konsep peluncur berbahan bakar metana untuk penerbangan luar angkasa manusia dari CALT China. Kredit: IAF/CSA/CALT
Slide yang mengilustrasikan konsep peluncur berbahan bakar metana untuk penerbangan luar angkasa manusia dari CALT China. Kredit: IAF/CSA/CALT

Dalam sistem itu, roket tahap pertama akan mendarat secara vertikal. Sedangkan tahap kedua menggunakan sayap untuk pergerakan awalnya, kemudian melakukan akselerasi bertenaga untuk pendaratan vertikal. Konsep tersebut dipresentasikan oleh Wang Xiaojun, Presiden China Academy of Launch Vehicle Technology (CALT), perusahaan pembuat roket negara itu.

"Kami sedang melakukan penelitian pada kendaraan peluncuran berawak yang ditenagai oleh propelan LOX-metana,” kata Wang dalam Simposium Internasional tentang Outlook dan Kerja Sama di Penerbangan Antariksa Manusia LEO, 17 Februari 2022. Acara itu diselenggarakan oleh International Astronautical Federation (IAF), Chinese Society of Astronautics (CSA), dan CALT.

"Namun, sementara Starship dan Super Heavy direncanakan dapat membawa lebih dari 100 metrik ton ke LEO, sistem methalox CALT akan mampu meluncurkan sekitar 20 ton ke LEO," kata Wang.

Dalam slide presentasi Wang, pesawat ruang angkasa itu tampaknya menggunakan mesin generator gas. Berbeda dengan Starship yang menggunakan mesin Raptor pembakaran bertahap yang lebih kompleks, namun lebih bertenaga.

Wang menyatakan, sistem untuk transportasi ke LEO berpotensi dapat digunakan kembali dan merupakan transportasi langsung, titik ke titik. Dalam presentasi CALT lainnya pada tahun lalu, memang tercatat mereka memasukkan konsep yang mirip dengan Starship. Namun, tidak ada penjelasan kapan sistem peluncuran baru China itu akan diujicobakan.

CASC diketahui telah mengembangkan mesin oksigen cair-metana dalam satu dekade terakhir. Landspace, sebuah perusahaan swasta di China, saat ini sedang mempersiapkan peluncuran pertama roket Zhuque-2 berbahan bakar metana.

Rencana transportasi ruang angkasa China telah berkembang tajam dalam beberapa tahun terakhir, menyusul demonstrasi roket yang dapat digunakan kembali. Wang mencatat, dalam persaingan teknologi penerbangan luar angkasa saat ini, berbagai negara mencari cara mengembangkan roket yang memiliki tingkat keberhasilan tinggi dalam peluncuran, efisiensi, dan biaya unit yang jauh lebih rendah.

Dihujat

Warganet terlihat membanjiri berita tentang program luar angkasa China itu dengan berbagai komentar. Salah satunya akun dengan nama DigDug yang menulis:

"Tidak ada timeline untuk peluncuran pertama yang diberikan." Tentu saja tidak ada. Pertama-tama mereka harus menunggu SpaceX menyelesaikan pengembangan, sebelum mereka dapat mulai menyalin. Mereka tampaknya tidak menyadari bahwa menyalin barang orang lain kata demi kata membuat mereka terlihat bodoh.

Roberto Juan menulis:

Jelas CALT telah "dipengaruhi" oleh SpaceX, tetapi apa yang tidak dapat mereka tiru, beli, atau curi adalah visi utama seseorang, atau kesetiaan pada tujuannya.

TheDeradicalModerate menulis:

Itu satu hal ketika mereka mencuri rahasia militer dan industri kita. Tapi ketika mereka mencuri slide kita? Tidak, sekarang mereka sudah keterlaluan....

× Image