Home > Politik

Roscosmos Rusia: Kami Menghargai NASA, Tapi tidak dengan Amerika

AS mengakui menghalangi upaya Rusia mengembangkan sistem canggih yang mengancam aset luar angkasa AS.
Presiden Rusia, Vladimir Putin (kiri) berbicara dengan Direktur Jenderal Roscosmos, Dmitry Rogozi. Gambar: Kremlin
Presiden Rusia, Vladimir Putin (kiri) berbicara dengan Direktur Jenderal Roscosmos, Dmitry Rogozi. Gambar: Kremlin

ANTARIKSA -- Ketegangan Rusia dan Amerika Serikat mencapai titik nadir dalam beberapa pekan terakhir soal krisis di Ukraina. Pada Kamis, Rusia akhirnya menyerang Ukraina lewat laut, darat, dan udara.

Namun, ketegangan itu dipastikan tidak akan mengganngu misi luar angkasa kedua negara. Untuk diketahui, Roscosmos dan NASA selama ini selalu berbagai kursi dalam penerbangan ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Astronot NASA dan Cosmonot Roscosmos juga selalu menjadi penghuni tetap ISS.

Namun, Direktur Jenderal Roscosmos, Dmitry Rogozin menegaskan, pihaknya memiliki hubungan kerja yang baik dengan NASA, namun tidak dengan negara AS.

“Kami sangat menghargai hubungan profesional kami dengan NASA, tetapi sebagai orang Rusia dan warga negara Rusia, saya benar-benar tidak senang dengan kebijakan AS yang terkadang secara terbuka memusuhi negara saya,” kata dia dalam tweet, Rabu 23 Februari 2022.

Kebijakan permusuhan itu, kata dia, termasuk dengan sanksi yang dijatuhkan terhadap perusahaan luar angkasa Rusia oleh Amerika Serikat. Rogozin mengacu pada keputusan Departemen Perdagangan AS pada akhir 2020 yang menambahkan Institut Penelitian Pusat untuk Bangunan Mesin Rusia (TsNIIMash) dan Pusat Roket dan Antariksa Kemajuan Rusia, dalam daftar Pengguna Akhir Militer. Hal itu membatasi ekspor oleh perusahaan AS kepada dua perusahaan itu.

“Siapa yang datang dengan ide untuk mengumumkan sanksi AS setahun yang lalu terhadap perusahaan antariksa terkemuka kami, yang bertanggung jawab atas kerja sama internasional di ISS? Saya sendiri yang akan menjawab Anda, pemerintah AS yang melakukannya.”

Kedua perusahaan itu termasuk di antara lebih dari 100 perusahaan China dan Rusia yang ditambahkan ke daftar hitam AS itu. Rogozin sendiri juga terkena sanksi karena perannya sebagai Wakil Perdana Menteri Rusia pada 2014, saat konflik Rusia dengan Ukraina sebelumnya.

Baca: AS dan Eropa Sebut Kerja Sama Antariksa dengan Rusia Aman

“Dari perspektif ruang angkasa militer Rusia, kami telah fokus selama beberapa tahun untuk menggunakan sanksi atau kontrol ekspor untuk mencoba memperlambat dan menunda program luar angkasa mereka,” kata Direktur Office of Emerging Security Challenges and Defense Policy di Biro Kontrol Senjata, Verifikasi dan Kepatuhan Departemen Luar Negeri AS, Eric Desautels, dalam konferensi pada 23 Februari waktu setempat. Itu termasuk upaya Rusia untuk mengembangkan 'sistem tandingan' yang disebut mengancam aset luar angkasa AS.

“Itulah mengapa kami sangat fokus pada memperlambat dan menunda jenis kerja sama itu untuk memastikan mereka tidak mendapatkan bagian dari Amerika Serikat atau dari sekutu AS untuk membantu mereka membangun sistem itu,” kata dia.

Sumber: SpaceNews

× Image