Home > Politik

Keras, Rusia Batalkan Peluncuran Soyuz untuk ESA dan Prancis

ESA dan Uni Eropa masih tertegun dengan keputusan Rusia dan belum memberikan komentar apapun terkait kelanjutan misi mereka tanpa Soyuz.
Peluncuran Soyuz dari Guyana Prancis pada 10 Februari 2022. Roket Soyuz meluncurkan 34 satelit OneWeb. Gambar: ESA-CNES-Arianespace/Optique vidéo du CSG - S MARTIN
Peluncuran Soyuz dari Guyana Prancis pada 10 Februari 2022. Roket Soyuz meluncurkan 34 satelit OneWeb. Gambar: ESA-CNES-Arianespace/Optique vidéo du CSG - S MARTIN

ANTARIKSA — Badan Antariksa Rusia, Roscosmos mengumumkan pembatalan kerja sama dengan Eropa dalam peluncuran Soyuz dari Guyana Prancis. Roscosmos menarik semua personelnya dari lokasi peluncuran tersebut sebagai tanggapan atas sanksi Eropa atas invasi Rusia ke Ukraina.

“Menanggapi sanksi UE terhadap perusahaan kami, Roscosmos menangguhkan kerja sama dengan mitra Eropa dalam mengatur peluncuran luar angkasa dari Guyana Prancis," kata Direktur Jenderal Roscosmos, Dmitry Rogozin dalam sepasang tweet,Sabtu, 26 Februari 2022, waktu setempat.

Roscosmos akan menarik 87 karyawan dari beberapa perusahaan Rusia yang mendukung peluncuran Soyuz di Prancis. Pengumuman tersebut setidaknya akan menunda peluncuran Soyuz untuk dua satelit navigasi Galileo dari Guyana Prancis yang telah dijadwalkan pada April. Sepasang satelit Galileo lainnya juga dijadwalkan diluncurkan pada akhir tahun.

Sementara, Badan Antariksa Eropa (ESA) berencana meluncurkan misi ilmu Bumi EarthCARE, yang dikembangkan bersama badan antariksa Jepang JAXA, di Soyuz pada tahun 2023. Misi itu juga mencakup teleskop ruang angkasa inframerah Euclid. Pemerintah Prancis juga diperkirakan akan meluncurkan satelit pengintai CSO-3 di Soyuz pada awal 2023. Baca: Rusia Serang Ukraina, ESA Dilema Soal Kerja Sama dengan Roscosmos.

Pada hari yang sama, seorang juru bicara ESA mengatakan, agensi tidak akan segera berkomentar tentang pengumuman Roscosmos. “Pertemuan koordinasi krisis internal dijadwalkan pada 28 Februari, setelah itu ESA dapat mengeluarkan pernyataan," kata dia. Arianespace, yang menawarkan Soyuz untuk peluncuran komersial dari Guyana Prancis dan pelabuhan antariksa lainnya juga tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Komisaris Uni Eropa yang portofolionya mencakup ruang angkasa, Thierry Breton mengatakan, keputusan itu tidak memiliki efek langsung pada kesinambungan dan kualitas sistem Galileo atau pada seri Copernicus dari pesawat ruang angkasa sains Bumi. “Kami akan mengambil semua keputusan yang relevan sebagai tanggapan atas keputusan ini pada waktunya dan terus mengembangkan generasi kedua dari dua UE ini dengan tegas, infrastruktur antariksa yang berdaulat,” kata dia.

Keputusan untuk menangguhkan peluncuran Soyuz dari Guyana Prancis adalah salah satu dari reaksi Rusia atas sanksi Barat terkait ruang angkasa, tanpa membahayakan kepentingan antariksa mereka. Setidaknya kerja sama operasi Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) tidak dilibatkan. Baca: Ancam Balik Biden, Rusia: Mau ISS Jatuh di Amerika?

Ketergantungan Barat pada sistem dan teknologi luar angkasa Rusia telah menurun secara signifikan sejak pencaplokan Krimea oleh Rusia pada 2014. Saat itu Rusia mengancam akan memotong akses ke kursi di pesawat ruang angkasa Soyuz yang terbang ke ISS dan menghentikan ekspor mesin RD-180 yang digunakan pada Atlas 5 sebagai tanggapan terhadap sanksi AS.

Penggunaan situs peluncuran Guyana Prancis oleh roket Soyuz dipertanyakan bahkan sebelum pengumuman Roscosmos tersebut. Pada Januari, Stéphane Isral, Kepala Eksekutif Arianespace mengatakan, dia mengharapkan pelanggan institusi Eropa yang telah menggunakan Soyuz agar pindah ke kendaraan Vega C dan Ariane 6 yang dijadwalkan melakukan peluncuran pertama pada akhir tahun ini.

“Kami telah berdiskusi dengan mitra Rusia kami untuk melihat apakah ada kasus bisnis yang melampaui 2023 atau tidak,” katanya.

Sumber: SpaceNews

× Image