Home > Bisnis

Diultimatum Roscosmos, OneWeb Airbus Tinggalkan Baikonur Cosmodrome

OneWeb kini memiliki masalah pada bahan pembuatan satelit yang selama ini dipasok dari Rusia.
Sanksi Barat menimbulkan pertanyaan peluncuran dan produksi untuk konstelasi OneWeb yang tersisa. Gambar: Satelit Airbus OneWeb
Sanksi Barat menimbulkan pertanyaan peluncuran dan produksi untuk konstelasi OneWeb yang tersisa. Gambar: Satelit Airbus OneWeb

ANTARIKSA — Perusahaan satelit global, OneWeb pada 2 Maret memerintahkan stafnya meninggalkan Baikonur Cosmodrome Rusia di Kazakhstan di tengah kebuntuan atas rencana peluncuran satelit terbaru mereka dengan roket Soyuz pada 4 Maret. Kepala Pemerintahan Urusan Regulasi dan Keterlibatan OneWeb, Chris McLaughlin mengatakan, pihaknya memutuskan meninggalkan situs peluncuran yang dikendalikan Rusia setelah Roscosmos mengeluarkan ultimatum pada misi tersebut.

Dengan meningkatnya ketegangan geopolitik di tengah invasi Rusia ke Ukraina, Direktur Jenderal Roscosmos Dmitry Rogozin mengatakan, peluncuran pada 4 Maret hanya dapat dilanjutkan jika OneWeb menjamin satelit itu tidak akan digunakan untuk tujuan militer. Selain itu, pemerintah Inggris harus melepaskan sahamnya di perusahaan tersebut.

“Tidak ada negosiasi di OneWeb. Pemerintah Inggris tidak menjual sahamnya,” kata Sekretaris Bisnis Inggris, Kwasi Kwarteng sebagai tanggapan ultimatum itu.

Roscosmos mengeluarkan ultimatumnya melalui Twitter pada 2 Maret tak lama setelah roket Soyuz yang membawa 36 satelit diluncurkan ke landasan. Sebagai tanda lebih lanjut dari keretakan hubungan, Rogozin memposting video di Twitter yang konon menunjukkan livery OneWeb sedang dihapus dari roket Soyuz.

“Peluncur di Baikonur memutuskan bahwa tanpa bendera beberapa negara, roket kami akan terlihat lebih indah,” kata Rogozin dalam twitt berbahasa Rusia.

Arianespace yang berbasis di Prancis menolak berkomentar. Perusahaan itu memiliki kontrak dengan OneWeb untuk meluncurkan konstelasi dan telah mengerahkan 428 dari 648 jaringannya dengan roket Soyuz pada lebih dari 13 misi sejak Februari 2019.

Sebelum invasi Rusia pada Kamis, 24 Februari 2022 ke Ukraina, OneWeb diharapkan menyebarkan satelit yang tersisa di konstelasi yang direncanakan pada akhir Agustus. Hal itu untuk menyediakan layanan global.

Keberlanjutan Oneweb

Sanksi yang melebar dan hubungan yang memburuk antara Rusia dan Barat juga menimbulkan pertanyaan terkait manufaktur untuk OneWeb.

Meskipun OneWeb membangun satelitnya di Florida di bawah usaha patungan dengan Airbus, mereka menggunakan pendorong pesawat ruang angkasa yang diimpor dari Fakel, sebuah perusahaan propulsi Rusia.

Airbus menyoroti kerja sama Airbus OneWeb Satellites dengan Fakel untuk konstelasi OneWeb dalam rilis berita menjelang pertunjukan udara Moskow musim panas lalu. Perusahaan belum mengungkapkan berapa banyak satelit yang masih perlu dibangun untuk menyelesaikan konstelasi OneWeb, atau apakah sudah cukup banyak pendorong yang mereka simpan.

Juru bicara Airbus OneWeb Satellites, Molly Townsend dan juru bicara Airbus US Space & Defense, Morgan Keese menolak berkomentar. Mereka mengarahkan pertanyaan tentang pendorong itu ke OneWeb.

Yang juga tidak jelas adalah apakah platform satelit OneWeb, yang dipesan oleh operator kondosat yang berbasis di San Francisco, Loft Orbital dari Airbus pada bulan Januari, dirancang untuk menggunakan pendorong Fakel atau tidak. Sepuluh dari 15 satelit yang dipesan Loft Orbital ditujukan untuk pelanggan EarthDaily Analytics of Canada. Pendiri dan CEO Loft Orbital, Pierre-Damien Vaujour tidak segera menanggapi ketika diminta komentar.

× Image