Home > Bisnis

Misi Antariksa Berguguran setelah Embargo Roket Soyuz Rusia (I)

Puluhan misi peluncuran satelit bingung mencari wahana baru karena pasar belum mampu menggantikan posisi roket Soyuz.
Roket Arianespace Soyuz yang membawa 34 satelit OneWeb menunggu peluncuran di Baikonur Cosmodrome pada 22 Agustus 2021. Gambar: OneWeb
Roket Arianespace Soyuz yang membawa 34 satelit OneWeb menunggu peluncuran di Baikonur Cosmodrome pada 22 Agustus 2021. Gambar: OneWeb

ANTARIKSA — Keluarnya roket Soyuz secara tiba-tiba dari panggung pasar peluncuran global telah menyebabkan puluhan misi satelit non-Rusia tanpa jalur yang jelas ke orbit. Seorang analis BryceTech yang mengamati industri peluncuran komersial, Phil Smith mengatakan, penghapusan Soyuz yang tidak terbatas dari pasar menempatkan beberapa pelanggan dalam kesulitan.

”Dan sementara opsi ada, seperti Arianespace dan lainnya, penjadwalan ulang yang cepat menjadi tantangan karena perusahaan-perusahaan itu memiliki peluncuran sendiri," kata dia.

Uni Eropa mengandalkan setidaknya enam roket Soyuz pada tahun 2022 dan seterusnya untuk meluncurkan sistem navigasi, pengamatan Bumi, dan satelit sains dari pelabuhan antariksa Amerika Selatan dan Prancis. Misi-misi ini telah dibatalkan oleh Rusia. Pelanggan yang lebih kecil dari Jepang dan Swedia harus mencari akomodasi baru. Satelit pencitraan Korea Selatan yang kini sudah berada di Baikonur Cosmodrome Rusia juga masih menunggu kepastian peluncuran. Namun, pekan lalu, Korsel mengatakan misi itu tidak akan berubah setelah mereka tidak ikut campur dalam konflik Rusia-Ukraina.

Perusahaan OneWeb yang berbasis di London, Inggris kini memiliki masalah penjadwalan terbesar tanpa Soyuz. Startup broadband orbit rendah Bumi itu pada 2021 memborong delapan dari 10 misi yang Soyuz terbangkan untuk pelanggan non-Rusia. Tahun ini, mereka berencana menyebarkan enam batch terakhir satelitnya menggunakan roket Rusia.

Batch terbaru OneWeb yang terdiri dari 36 satelit telah siap untuk lepas landas dari Baikonur Cosmodrome Rusia pada 4 Maret 2022. Setelah konflik di Ukraina semakin panas dengan sanksi Barat dan Eropa, Rusia memberlakukan persyaratan dilematis untuk OneWeb. Perusahaan itu harus memutus hubungan kerja samanya dengan pemerintah Inggris dan menjamin satelit mereka tidak digunakan dalam misi militer. Hal itu memang menjadi perhatian karena banyak perusuhaan komersial berbasis satelit, terutama di AS yang 'mengganggu' pergerakan pasukan Rusia di Ukraina.

OneWeb kemudian menangguhkan semua misi Soyuz selanjutnya karena tak mampu memenuhi persyaratan tersebut. Satelit yang telah dirangkai bersama Soyuz kemudian ditarik kembali, dan Roscosmos Rusia menghapus beberapa bendera negara di roket mereka.

Beberapa misi yang mengandalkan peluncuran Soyuz pada 2022 dan 2023 meliputi:

- Dua pasang satelit untuk konstelasi navigasi Galileo Eropa.

- Teleskop ruang inframerah Euclid ESA dan satelit EarthCARE.

- Satelit radar Sentinel 1C untuk program pengamatan Bumi Copernicus Eropa.

- Mikrosatelit MATS yang didanai Badan Antariksa Nasional Swedia untuk mengukur gas di atmosfer bumi.

- Empat mikrosatelit penginderaan jauh (GRUS) untuk operator citra Bumi Jepang Axelspace.

- Satelit demonstrasi StriX-1 untuk Synspective, perusahaan radar aperture sintetis (SAR) Jepang.

Juru bicara Badan Antariksa Eropa (ESA), Ninja Menning mengatakan, Eropa saat ini sedang mencari alternatif dan peta jalan untuk meluncurkan satelit Galileo, Euclid, dan EarthCARE tanpa Soyuz. Misi itu akan dibahas pada pertemuan Dewan ESA pada Rabu, 16 Maret 2022 dan keputusan terbaru akan diumumkan pada 17 Maret.

Menning mengatakan, pihaknya membutuhkan waktu sedikit lebih lama untuk berkomitmen pada langkah selanjutnya. “Tapi setidaknya kami akan (memberi) berbagai skenario yang mungkin (bisa dilakukan),” kata dia.

"ESA saat ini mengidentifikasi segala sesuatu yang terpengaruh oleh dampak geopolitik pada program antariksa... kami belum selesai."

Pada Rabu, 8 Maret 2022, Direktur Jenderal Badan Antariksa Nasional Swedia, Anna Rathsman mengatakan, pihaknya sedang mencari opsi lain di luar Rusia untuk meluncurkan satelit Mesospheric Airglow/Aerosol Tomography and Spectroscopy (MATS) satelit.

Juru bicara Axelspace, Mei Ikumoto pada Rabu, 9 Maret 2022, mengatakan, perusahaan yang berbasis di Tokyo tengah memantau dengan cermat situasi saat ini. Mereka juga mempertimbangkan semua kemungkinan untuk empat satelit GRUS yang dijadwalkan untuk Soyuz akhir 2022.

Badan Satelit Meteorologi Eropa, EUMETSAT telah merencanakan meluncurkan satelit cuaca Metop-SG pertama dengan Soyuz dari Guyana Prancis pada tahun 2024. Dua satelit Metop tambahan yang dijadwalkan untuk tahun 2025 dan 2031 juga direncanakan untuk kombinasi peluncuran Soyuz dan Ariane 6.

“Kami sedang menilai situasi dengan Arianespace dan tidak dapat mengatakan lebih banyak saat ini,” kata Kepala Strategi, Komunikasi, dan Hubungan Internasional EUMETSAT, Paul Counet.

Misi yang terdampak Soyuz.
Misi yang terdampak Soyuz.

Sumber: Space News

× Image