Home > Bisnis

Penggunaan Roket Soyuz Rusia Tanpa AS dan Eropa (3)

Roket yang harusnya dipakai OneWeb akan ditawarkan gratis untuk misi pemerintah dan perusahaan swasta di Rusia.
Peluncuran roket Soyuz Rusia. Gambar: Reuters
Peluncuran roket Soyuz Rusia. Gambar: Reuters

ANTARIKSA -- Direktur Jenderal Badan Antariksa Rusia, Roscosmos, Dmitry Rogozin pekan lalu mengatakan, Amerika Serikat akan direduksi menjadi sapu terbang (sapu sihir ala Harry Potter) ke luar angkasa tanpa mesin roket Rusia. Berbicara pada 8 Maret 2022, ia mengatakan roket yang dipesan untuk OneWeb akan ditawarkan secara gratis kepada perusahaan antariksa swasta di Rusia.

“Pada akhir tahun, lusinan pesawat ruang angkasa swasta Rusia untuk komunikasi, pengamatan meteorologi, dan penginderaan jauh Bumi akan dikirim ke orbit,” cuit Rogozin lewat twitter-nya. “Untuk ini, roket pembawa Soyuz-2, yang kami peroleh dari proyek peluncuran sistem satelit OneWeb Inggris, akan digunakan.”

Soyuz menerbangkan 21 misi pada tahun 2021. Sebanyak 11 misi di antaranya bermuatan proyek pemerintah Rusia. Hampir semua muatan Soyuz lainnya berasal dari luar Rusia, termasuk misi rideshare komersial Soyuz yang membawa 38 satelit dari 18 negara.

Ada beberapa perusahaan antariksa swasta Rusia yang mau menerima tawaran Rogozin tersebut. Dauria Aerospace, startup antariksa Rusia pertama, tidak lagi berbisnis. Saat ini, ada beberapa startup yang berbasis di Moskow yang beroperasi, seperti Orbital Express, Avant Space, dan Sputnix.

Belum ada kejelasan apakah perusahaan tersebut atau perusahaan swasta Rusia lainnya yang siap meluncurkan satelit dalam jangka waktu yang disebutkan Rogozin. “Tampaknya tidak ada yang mendekati permintaan komersial Rusia yang cukup untuk mengisi enam roket Soyuz dalam waktu dekat, bahkan dengan harga terendah,” kata analis senior Quilty Analytics, Caleb Henry.

Anatoly Zak dari RussianSpaceWeb.com setuju. “Saya tidak mengetahui adanya perusahaan “swasta” di Rusia yang telah meluncurkan sesuatu yang substansial hingga saat ini,” katanya melalui email.

“Ada beberapa departemen universitas yang mencoba membangun satelit nano. Mungkin, (Rogozin) mengacu pada seri satelit penginderaan jauh Smotr yang dijanjikan oleh usaha Gazprom/Gazkom, tetapi saya tidak yakin apa status sebenarnya dari proyek itu sekarang,” kata dia.

Baca juga:

- Misi Antariksa Berguguran setelah Embargo Roket Soyuz Rusia (I)

- OneWeb yang Merana Tanpa Roket Soyuz Rusia (2)

Terlepas perusahaan mana dan misi apa yang akan menggunakan roket Soyuz yang tersedia, ditariknya Soyuz secara tiba-tiba dari panggung peluncuran global telah menyebabkan puluhan misi satelit non-Rusia merana. Seorang analis BryceTech yang mengamati industri peluncuran komersial, Phil Smith mengatakan, hilangnya ketersediaan Soyuz menempatkan beberapa pelanggan dalam kesulitan.

Uni Eropa mengandalkan setidaknya enam roket Soyuz pada tahun 2022 dan seterusnya untuk meluncurkan sistem navigasi, pengamatan Bumi, dan satelit sains dari pelabuhan antariksa Amerika Selatan dan Prancis. Misi-misi ini telah dibatalkan oleh Rusia.

Pelanggan yang lebih kecil dari Jepang dan Swedia harus mencari akomodasi baru. Satelit pencitraan Korea Selatan yang kini sudah berada di Baikonur Cosmodrome Rusia juga masih menunggu kepastian peluncuran. Namun, pekan lalu, Korsel mengatakan misi itu tidak akan berubah setelah mereka tidak ikut campur dalam konflik Rusia-Ukraina.

Perusahaan OneWeb yang berbasis di London, Inggris kini memiliki masalah terbesar tanpa Soyuz. Startup broadband orbit rendah Bumi itu pada 2021 memborong delapan dari 10 misi yang Soyuz terbangkan untuk pelanggan non-Rusia. Tahun ini, mereka berencana menyebarkan enam batch terakhir satelitnya menggunakan roket Rusia. Namun, semua itu telah dibatalkan.

Berikut tebel misi yang mengandalkan Soyuz Rusia sebelum embargo hingga 2023:

Jadwal peluncuran Soyuz.
Jadwal peluncuran Soyuz.

Sumber: Space News

× Image