Home > Teknologi

Robot Khusus akan Memeriksa Gua Bulan untuk Base Camp Astronot

Saat ini ilmuwan sedang membangun mekanisme untuk memasukan robot dalam gua tersebut.
Ilustrasi gua di bulan. Gambar: EPFL
Ilustrasi gua di bulan. Gambar: EPFL

ANTARIKSA -- Seratus meter di bawah permukaan bulan terdapat gua-gua yang belum tersentuh manusia. Mereka ditemukan sekitar sepuluh tahun yang lalu. Kini badan antariksa ingin mengirim robot untuk menyelidiki rongga misterius itu, sebelum astronot menjelajah bulan.

"Di permukaan bulan, suhunya 150 derajat di atas nol pada siang hari dan 150 derajat di bawah nol pada malam hari," kata Lucas Froissart, yang baru saja menyelesaikan gelar Master di bidang teknik mesin di Ecole Polytechnique Federale de Lausanne, (EPFL), Swiss, Selasa, 15 Maret 2022.

"Di gua-gua bawah tanah ini, yang dapat dicapai melalui lubang vertikal alami, suhunya -30 derajat dan tidak ada radiasi. Karena iklimnya konstan dan dapat ditoleransi bagi manusia, terowongan ini dapat berfungsi sebagai base camp (para astronot)."

Robot bulat

Selama program Masternya, Froissart mendapatkan magang di Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA). Namun karena pandemi, dia tidak bisa pergi ke Tokyo. Dia akhirnya melakukan pekerjaan magangnya di laboratorium Profesor Auke Ijspeert, berkolaborasi dengan rekan-rekan Jepangnya melalui konferensi video.

Tugas Froissart sedikit saja. Ia diberi waktu enam bulan untuk merancang mekanisme yang mampu mendorong enam robot penjelajah melalui terowongan bulan. "Saya bahkan tidak bisa melihat seperti apa robot-robot ini. Saya hanya diberitahu bahwa mereka seperti bola senam dalam hal berat, ukuran, dan kekakuannya," kata dia.

Jadi, Froissart membeli beberapa bola senam sebagai representasi robot-robot itu. Ia mulai bekerja membangun kerangka luar yang dapat menampung enam robot.

"Kerangka luar dirancang untuk dijatuhkan ke dalam lubang bulan, yang panjangnya sekitar 100 meter," kata Froissart.

"Ketika menyentuh tanah, tiga robot penjelajah didorong pada sudut 45 derajat untuk pergi sejauh mungkin ke dalam gua. Tiga lainnya dilepaskan di tempat mendarat untuk mengumpulkan data segera."

Tes sistem rancangan itu harus memperhitungkan tidak hanya ketinggian jatuhnya, tetapi juga bobot dan kurangnya hambatan udara di bulan. Menurut perhitungannya, Froissart harus menjatuhkan kerangka luarnya dari ketinggian 20 meter di Bumi untuk mensimulasikan kondisi bulan.

Froissart menemukan lokasi pengujian yang ideal ketika berjalan di kampus EPFL, yaitu lokasi konstruksi RTS di sebelah kampus. Setelah memberi tahu manajer soal konstruksi proyeknya, dia diizinkan menggunakan salah satu perancah untuk menjatuhkan kerangka luarnya.

"Pekerja situs bahkan membuatkan saya lubang pasir dengan satu setengah ton pasir," katanya.

Setelah beberapa ratus tes, dia akhirnya berhasil. Bola itu didorong beberapa meter saat strukturnya menyentuh tanah. Dia menerima penilaian positif dari JAXA, yang berencana melanjutkan pekerjaan Froissart. "Kita mungkin melihatnya di bulan dalam waktu beberapa tahun (ke depan)," kata dia.

Froissart, yang selalu ingin bekerja di industri luar angkasa, baru-baru ini mendapatkan pekerjaan membangun satelit dan kerucut hidung roket di Zurich, Swiss. "Pengalaman saya dengan Japan Aerospace Exploration Agency membuat saya mendapatkan pekerjaan ini."

Sumber: Phys.org

× Image