Home > News

Malam Lailatul Qadar, Hujan Meteor Mulai Turun Malam Ini

Peluang melihat hujan meteor Lyrids sangat bagus karena bulan hanya akan diterangi 6 persennya.
Ilustrasi hujan meteor Lyrids. Gambar: Mirror
Ilustrasi hujan meteor Lyrids. Gambar: Mirror

ANTARIKSA -- Bulan Ramadhan menyisakan lima hari yang sangat berarti bagi umat Islam di seluruh dunia untuk bersungguh-sungguh dalam ibadah. Bukan saja karena akan ditinggalkan Ramadhan, tetapi ini momentum 10 hari terakhir yang ditunggu umat Islam sejagat.

Malam misterius, malam yang sebanding dengan 1000 malam, malam Lailatul Qadar akan terjadi pada kurun 10 hari tersebut. Tidak ada yang bisa memastikan, lailatul qadar akan terjadi di malam yang mana. Namun, menarik untuk mengetahui apa yang terjadi di langit pada malam-malam penentuan tersebut.

Malam ini, Ahad, 16 April 2023, atau hari ke-25 Ramadhan, fenomena langit tahunan, hujan meteor Lyrids akan dimulai. Setelah itu, hujan meteor akan terus menemani malam-malam sampai akhir Ramadhan.

Hujan meteor akan terjadi antara 16-25 April setiap tahun. Tahun ini, hujan meteor akan mencapai puncaknya pada malam tanggal 22 April 2023 atau tepat pada hari raya Idul Fitri bagi yang mengikuti kementerian agama. Peluang melihat puncak hujan meteor Lyrids dengan mata telanjang sangat besar karena bulan sabit lilin hanya akan diterangi 6 persen pada malam tersebut.

HUJAN METEOR LYRID

- Kapan: 16 hingga 25 April

- Puncak: 22 April

- Asal komet: C/1861 G1 Thatcher (Komet Thatcher)

- Kemunculan: Per Jam Zenithal (ZHR): 18 (meteor)

"Seperti kebanyakan hujan meteor, waktu pengamatan puncak akan terjadi sebelum fajar, tetapi malam ini Lyrids akan terlihat mulai sekitar pukul 22.30 waktu setempat," kata ahli meteor NASA, Bill Cooke kepada Space.com.

Menurut NASA, hujan 'bintang jatuh' ini terkenal dengan rangkaian debu bercahaya yang dapat diamati selama beberapa detik. Lyrids dikaitkan dengan Komet Thatcher, komet jangka panjang yang mengorbit matahari setiap 415,5 tahun, terakhir mencapai titik terdekatnya dengan matahari pada tahun 1861.

Rata-rata, hujan Lyrid menghasilkan 15 hingga 20 meteor per jam. Di beberapa tahun, hujan meteor Lyrid bisa meningkat dengan menghasilkan hingga 100 meteor per jam dalam apa yang disebut sebuah 'ledakan'. Namun, ilmuwan sulit memprediksi dengan tepat kapan ledakan itu akan terjadi.

"Orang bilang ada periodisitas di sana, tetapi data tidak mendukung itu," kata Cooke. Menurut dia, meskipun ledakan itu meliki kurun rata-rata 30 tahun sekali, namun itu hanya data rata-rata. Jumlah sebenarnya antara tahun dan peristiwa itu sangat bervariasi.

Radiasi titik asal meteor akan tinggi di langit malam. Namun, disarankan tidak melihat langsung ke bintang yang terang, karena bisa jadi Anda akan melewatkan meteor dengan ekor terpanjang.

Hujan meteor Lyrid memiliki kecerahan sedang, tetapi tidak seterang hujan meteor Perseid yang terkenal pada setiap bulan Agustus. "Perseid cenderung menghasilkan jejak yang lebih menonjol," kata Cooke.

Cara Melihat Hujan Meteor Lyrids...

× Image