Home > Sains

Ilmuwan Ini Jelaskan Bagaimana NASA Membunuh Alien di Mars 50 Tahun Lalu

Eksperimen yang dilakukan oleh pendarat Viking disebut secara tidak sengaja membunuh mikroba yang hidup di bebatuan Mars.

Gurun Atacama adalah rumah bagi mikroba ekstrem yang hampir tidak memerlukan air untuk bertahan hidup. Gambar: Getty Images
Gurun Atacama adalah rumah bagi mikroba ekstrem yang hampir tidak memerlukan air untuk bertahan hidup. Gambar: Getty Images

Belajar dari Kasus di Bumi

Di lingkungan bumi yang sangat kering, seperti Gurun Atacama di Chili, terdapat mikroba ekstrem yang dapat berkembang biak dengan bersembunyi di batuan higroskopis yang sangat asin. Mereka hanya menarik sedikit air dari udara di sekitarnya. Batuan ini juga terdapat di Mars, yang memiliki tingkat kelembapan tertentu yang secara hipotetis dapat menopang mikroba tersebut.

Menurut Schulze-Makuch, jika mikroba itu juga mengandung hidrogen peroksida, bahan kimia yang kompatibel dengan beberapa bentuk kehidupan di Bumi, hal ini akan membantu mereka dalam menarik kelembapan. Dengan itu, mungkin juga mereka menghasilkan beberapa gas yang terdeteksi dalam percobaan pelepasan berlabel.

Tapi terlalu banyak air bisa mematikan organisme kecil itu. Dalam penelitian tahun 2018 yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports, para peneliti menemukan bahwa banjir ekstrem di Gurun Atacama telah membunuh hingga 85 persen mikroba asli yang tidak dapat beradaptasi dengan kondisi basah.

Karena itu, menambahkan air ke setiap mikroba potensial dalam sampel tanah misi Viking mungkin setara dengan terdamparnya manusia di tengah lautan. "Keduanya membutuhkan air untuk bertahan hidup, namun jika konsentrasinya salah, hal itu bisa mematikan bagi mereka," tulis Schulze-Makuch.

Alberto Fairen, ahli astrobiologi di Cornell University dan salah satu penulis penelitian tahun 2018 mengatakan, dia sangat setuju bahwa menambahkan air ke eksperimen Viking dapat membunuh potensi mikroba higroskopis dan menimbulkan hasil yang kontradiktif dari misi tersebut.

Klaim Kontroversial

Ini bukan pertama kalinya para ilmuwan menyatakan bahwa eksperimen Viking mungkin secara tidak sengaja membunuh mikroba Mars. Pada tahun 2018, sekelompok peneliti lain mengusulkan bahwa ketika sampel tanah dipanaskan, reaksi kimia yang tidak terduga dapat membakar dan membunuh mikroba yang hidup di dalam sampel. Kelompok ini mengklaim bahwa hal itu juga dapat menjelaskan beberapa hasil eksperimen Viking yang membingungkan.

Namun, ilmuwan lain percaya hasil penelitian Viking tidak terlalu ambigu dibandingkan apa yang dikemukakan oleh Schulze-Makuch dan peneliti lainnya. Pada tahun 2007, pendarat Phoenix milik NASA, penerus pendarat Viking, menemukan jejak perklorat secara alami terdapat di dalam beberapa batuan di Mars. Ini adalah bahan kimia yang digunakan dalam kembang api, suar di jalan raya, dan bahan peledak.

Konsensus ilmiah umum menyatakan keberadaan perklorat dan produk sampingannya dapat menjelaskan secara memadai gas yang terdeteksi dalam hasil penelitian awal Viking. " Yang pada dasarnya telah menyelesaikan dilema Viking," kata Chris McKay, ahli astrobiologi di Pusat Penelitian Ames NASA.

Akibatnya, kata McKay, para ilmuwan yang terus meremehkan hasil dari wahana pendarat tersebut hanya menyia-nyiakan upaya mereka. “Saya tidak setuju dengan logika mereka. Tidak perlu menggunakan jenis kehidupan baru yang aneh untuk menjelaskan hasil dari Viking,” kata dia. Sumber: Live Science

× Image